CVII

1111 Kata

“Hati-hati ya Fi.. Langsung pulang..” pinta Zahra sembari menatap Kahfi. “Iya, Yang.. Abis kuliah aku langsung ke sini. Kalau mau apa-apa, kamu chat aku ya. Nanti aku bawain,” ujar Kahfi dari balik kaca mobil yang turun setengah. Lagi! Kahfi harus melakukan rutinitasnya sebagai seorang mahasiswa yang menempuh bangku perkuliahan. Ia harus menyelesaikan pendidikannya dengan baik agar dapat dijadikan pijakan dalam menghidupi Zahra dan calon anak-anak mereka di masa depan. Kahfi bukan tidak bersyukur memiliki orang tua kaya raya. Namun ia harus memiliki bekal yang layak, sebelum mereka secara sukarela menyerahkan kursi kekuasaan. Toh belum tentu Papanya akan sebaik itu mengangkat dirinya sebagai penerus mengingat pagi tadi ia hanya dijadikan tukang fotocopy. “Em.. Mau kamu selamat aja..”

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN