Kocar-kacir.. Setelah teriakan kahfi, seluruh penumpang lari tunggang langgang. Mereka takut Kahfi semakin tersulut emosi dan melakukan pembakaran hidup-hidup. Percayalah, orang khilaf dapat melakukan apapun termasuk Kahfi. Cup.. “Mas Fi.. Aku nggak bisa turun. Masih Mas peluk..” Bak air terjun yang tiba-tiba hadir di atas sebuah kebakaran hebat, ciuman Zahra dipipi Kahfi seperti layaknya guyuran yang memadamkan kobaran api. “Maaf ya nggak nurut..” bisik Zahra. Kahfi luluh. Garis keras di wajahnya menyamar. Emosi akibat kelakuan rusuh teman-temannya menguap begitu saja. Zahra selalu menjadi pengobat ‘sakit’, yang akhirnya bisa menyingkirkan keinginan-keinginan diluar nalarnya. Tanpa adanya sang istri, Kahfi mungkin sudah memenggal Atala dan Brandon yang menyeretnya keluar dari tempat t