Dibalik pintu kamarnya Aini menguping. Kakinya saling membelit. Pantas saja ia merasakan ada yang aneh, ternyata celana dalamnya tertinggal. Tubuhnya lemas. Ia bersandar, sembari mengadahkan wajah ke atas. Matanya terpejam erat. “By.. Keluar.. Ada Mama..” pinta Atala membuat Aini menggigit bibir bawahnya. “Halo calon mantu.. Jangan malu. Mama santai kok..” panggil Mama Atala dari luar. Aini harus bagaimana?! Ia malu. Walau tidak tertangkap tangan tapi tetap saja Mama Atala tahu perbuatan mereka. Mau ditaruh mana mukanya setelah ini. “Sayang keluar yuk. Nggak apa. Mama maklum. Mama juga pernah muda, Aini..” Astaga! Seliar apa wanita itu zaman dulu sehingga dapat biasa saja menemukan putranya tengah meniduri anak orang. Aini pusing sendiri jadinya. “Mama diem ih! Makin nggak mau nanti