158

1120 Kata

 Damayanti menggeser tubuhnya, semakin masuk, tertutupi oleh pilar agar Kahfi tidak melihat keberadaannya. Setelah memastikan Kahfi menaiki anak tangga, Damayanti melangkahkan kaki cepat, membuka pintu ruang kerja Erigo. “Gimana Pah?” tanyanya melangkah masuk lalu mengambil tempat di salah satu kursi kosong. “Fi setuju sama ide Papa?” Damayanti awalnya tak menyetujui usulan Erigo. Baginya Kahfi masih membutuhkan pendidikan. Mereka tak kekurangan uang jika seandainya Kahfi gagal menyabet gelar strata satu. Selagi masih ada semangat di sana, sebagai orang tua mereka akan mendukung. Namun waktu yang hilang, tidak bisa dibeli lagi dengan uang- begitu ucap Erigo kala membahas masa depan Kahfi kemarin malam. Perihal umur tidak ada yang mengetahui. Kahfi lahir tidak hanya membawa dirinya send

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN