Sebuah karpet terbentang di hijaunya rerumputan. Di atasnya tersaji banyak sekali makanan dan minuman yang sengaja dibuat khusus untuk menikmati indahnya sore. Tamasya murah budget— begitu Kahfi dan Atala menyebut kegiatan menyenangkan mereka hari ini. “Do you love him?” Zahra mengangguk. Netranya asyik mengawasi para lelaki yang sedang bermain bersama Gamalael. “More than anything!” ujar Zahra. Kahfi adalah segalanya. Sahabat pertama, cinta pertama dan semua yang pertama kali setelah Papanya Nakula. Zahra sangat mencintainya lebih dari apapun yang ada di dunia. “Kamu masih suka Kahfi, Ai?” pertanyaan Zahra sukses membuat Aini membelalakan matanya. Wanita itu terkejut bukan main. Tak menyangka Zahra akan membalikkan tanya. Seharusnya ia tak bertanya. “Are you kidding me, Ra?!” dengus Ai