“Ayang...” bibir Zahra kelu. Penampilan Kahfi membuat dirinya lemas. Bibirnya bahkan tak lagi bisa berkata-kata. “Kahfii!!” Damayanti tidak dapat menahan geramannya. Ia tidak habis pikir pada kelakuan putra tunggalnya. “Mau jadi Tarzan kamu, Nak! Sadar Fi.. Kamu di rumah mertua!” hardik Damayanti. Ia memutar tubuhnya. Ia meringis mendapati Erigo dan Nakula yang tengah menyesap kopi mereka. Kedua pria dewasa itu memandang lekat Kahfi, belum lagi Mama Zahra yang langsung berpaling begitu saja. ‘s**t!’, Kahfi merasa menjadi orang bodoh sedunia. Ia berbalik, kembali kabur. “Ayaang! Mas tunggu di kamar kita!” teriak Kahfi sembari menaiki tangga rumah. Untung handuk yang ia kenakan tidak berkhianat. Mukanya bisa berpindah ke p****t kalau sampai itu kain melorot. Di depan kamar sang istri, K