LXXIII

1002 Kata

“Ai.. Please! Buka pintunya. Gue mau ngomong serius..” pinta Atala. Sudah dua jam dia menunggu dan Aini tak memberikan adanya tanda-tanda jika ia mau membukakan pintu apartemen untuk dirinya. Atala bahkan sudah meminta bantuan Brandon agar menghubungi Aini. Setidaknya wanita itu pasti mau menerima telepon dari salah satu sahabatnya itu. Entah sudah berapa pesan yang Atala kirimkan. Aini hanya membacanya. Tak ada satupun balasan yang mampir pada ponsel pintarnya. Aini seolah sengaja membiarkan dirinya mati bosan karena menunggu. "Gue mau minta maaf, Ai.. Ayo bahas lagi masalah kita kemarin." Ajak Atala. Salah satu sahabat Kahfi itu hampir gila rasanya. Ia terus berbicara dengan pintu, padahal tahu benar jika manusia dibaliknya tak mungkin bisa mendengar setiap kalimat yang dirinya ucapk

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN