LXXIV

1137 Kata

“Ra.. Fii!” jerit Atala tak terima. Ia merasakan dua telapak tangan mampir di sisi-sisi kepalanya. “Sakit!!” sembari menatap keduanya Atala melayangkan tatapan membunuh. Ia telah dianiaya dan mereka hanya diam, seolah acuh pada tindakan yang dilakukan. “Bodo amat!!” Suasana ruang tamu Aini menjadi sangat hening. Tidak ada lagi yang berani bersuara setelah ungkapan ketidakpedulian Zahra pada Atala. Wanita itu menatap Atala tajam. Mencoba mengatur nafas karena emosi yang mendadak membumbung tinggi. “Lo bego!” kesal Zahra pada akhirnya. Tangannya lalu membelai perut, berharap janin yang dirinya kandung tidak menyerupai manusia dihadapannya. Amit-amit sekali!! “Udah Ai.. Lo mending terima lamaran gue aja. Nih badut nggak serius sama lo.” Kepala Atala menggeleng cepat. Ia bergegas bangkit

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN