Kahfi memainkan kerikil di taman depan rumahnya. Sesekali pria itu menghisap rokok ditangan. Kepulan asap lantas mengudara seiring hembusan nafas Kahfi. “Huh!” Ia memandang lekat, tepat pada rumah berlantai dua dihadapannya. Wanita kejam.. Kalau dulu selagi menjadi gadis pemilik bangunan itu sering menolak cintanya, maka setelah menikah penyiksaan pun belum berakhir. Zahra masih suka sekali bertindak tanpa perasaan. Ia sudah panik setengah mati, mengabaikan kuliahnya yang ternyata sia-sia untuk pulang. Tapi.. “Yang.. Ya Tuhan,” desah Kahfi sembari melempar batang rokok yang tinggal filternya saja, lalu menginjak-injak dengan kakinya demi menyalurkan emosi jiwa. “Sabar Mas Fi..” “Diem lo Ke!” sentak Kahfi. ‘Nggak istri, nggak suami, tipis semua urat nadinya,’ batin Ike. Gadis itu sebe