“Gimana keadaan kamu? Masih sakit kepalanya?” tanya Mas Dewa setelah pria itu bisa mengendalikan dirinya. Sementara itu, tangannya membalikkan pancake berbentuk abstrak dengan spatula. Aku memilih untuk nggak menjawab pertanyaan dari Mas Dewa, melainkan balik bertanya pada pria itu. “Kamu tidur di mana tadi malam, Mas?” tanyaku dengan gumaman di balik punggungnya. “Kenapa?” “Nggak ... penasaran aja,” jawabku tanpa melepaskan belitan tangan di perut Mas Dewa. “Kamu udah oke ‘kan, Ca?” Aku mengerutkan kening mendengar pertanyaan yang terlontar dari mulut Mas Dewa. “I’m okay, Mas,” jawabku jujur. “Memangnya kenapa sampai kamu tanya begitu?” “Kamu ngigau waktu aku masuk ke kamar tadi malam,” ujar Mas Dewa sembari mematikan kompor. “Terus?” “Entah berapa lama kening kamu itu dialiri ker