Setelah menutup pintu kamar Mas Dewa, kakiku pun lantas melangkah menuju kamar Laquinna. Tanganku membuka pintu kamar gadis itu dengan perlahan agar nggak menimbulkan suara deritan yang akan mengganggu tidurnya.
Kakiku berjalan menghampiri Laquinna yang sedang terlelap dengan selimut yang membungkus tubuhnya. Tubuhku menunduk agar bisa memberikan sebuah kecupan pada kening dan pipi gadis itu. Setelah itu, aku mengatur letak bantal Laquinna yang miring dan selimutnya yang sedikit melorot dan keluar dari kamar itu setelah memastikan gadis itu nyaman dengan posisi tidurnya.
*
Saat aku turun ke lantai bawah, aku nggak menemukan sosok Bik Tanti seperti dua hari sebelumnya. Mungkin Mas Dewa sendiri yang meminta pada Bik Tanti agar nggak perlu datang saat pagi lagi karena pria itu nggak menga
