Tubuh Warti membeku. Ekspresi wajahnya berubah tegang saat melihat sosok putih berdiri di dekat pohon jambu sambil menatap ke arahnya dengan seringai. "K-kamu, bukankah kamu sudah mati? Kenapa kamu ada di sini? Kenapa kamu mengganggu saya setelah sekian tahun?" Sosok itu tidak menjawab melainkan terus menatap tajam ke arah Warti. Wajahnya penuh memar dengan noda darah di sekitar pelipis. "Ibu." Gerakan bibir sosok wanita itu terlihat jelas oleh Warti, hingga membuat wanita tua itu mundur beberapa langkah. "Pergi kamu! Mati kamu sana! Pergi!" Warti berteriak dengan panik apalagi saat melihat sosok itu kini sudah berdiri di depan jendelanya. "Ibu." Suaranya bergerak memanggil nama Warti, membuat mata wanita tua itu juling ke atas dan tak lama jatuh tak sadarkan diri. Sementara