17

1028 Kata
Clara mengikat rambut saat berjalan menuju tangga rumah. Wanita itu berdecak karena lagi-lagi ia terlena dengan perilaku Justine. Harusnya dia tidak boleh lengah, karena pada akhirnya Justine pasti akan berujung menyakiti kembali. Clara harus ingat jika laki-laki tak berperasaan itu pernah berteriak untuk kembali saja pada Axel yang siap menampung jalang murahan seperti dirinya. Jalang murahan? Lalu kenapa laki-laki itu terkadang bersikap baik padanya? Dasar labil! "Kan gue udah ngomong, kalau lo mau turun tangga lo bangunin gue. Susahnya apa sih?!" hardik, Justine. Justine lagi-lagi membuat Clara memekik saat lelaki itu mengangkat tubuhnya dan berjalan menuruni tangga rumah peninggalan Sang Papah. Justine menurunkan tubuh Clara pelan diatas sofa, setelahnya laki-laki itu melenggang pergi kembali menaiki tangga. Clara tentu saja mendengus, meski rasa cintanya untuk Justine masih ada, tapi dia tidak terbiasa dengan perlakuan baik Justine. Clara menyalakan TV diruang keluarga. Ingatannya selalu berputar pada sosok Sang Papah yang selalu menemani masa libur wanita itu. Darian tidak akan mengambil pekerjaan apapun selagi hari libur demi menemaninya di rumah. Clara merindukan sosok itu, sosok yang selama ini melindungi dirinya. "Clara rindu Papah," lirih Clara sebelum bangkit dari sofa. "Non, Non mau dibuatin apa?' tanya asisten rumah tangga Clara. Meski masih diliputi rasa duka, Jumenep dapat melihat wajah ikhlas Clara saat ini. "Bi Jum, tolong buatin Clara s**u ya. Clara tunggu di depan TVya Bi." Jumenep mengangguk, "Non tunggu aja, bibi buatin s**u. Bibi juga udah beliin Non odading buat cemilan." tentu saja Clara mengangguk senang saat makanan yang biasa dijual di depan super market langganannya tak luput dibeli oleh Jumenep. Justine berjalan pelan menuruti tangga. Mata laki-laki itu terus menatap Clara yang tengah meminum s**u hamilnya, "lo jangan kemana-mana, gue balik agak maleman. Mau maen dulu, jangan ke atas. Kalau mau istirahat lo tidur dikamar bawah aja. Nih Hp lo, oh iya jauhin Axel karena Adriana lagi mau balikan sama Axel." "Hem." gumam Clara malas menanggapi omongan Justine. Clara lebih memilih mengganti saluran televisinya dibandingkan mendengarkan rentetan kata tak berguna Justine. "Kabarin gue kalau ada.." "Bisa nggak sih lo nggak usah sok perduli sama gue. Jadi diri lo sendiri aja lagi. Nggak usah sok perduli sama anak gue, sama gue? Ngerti?!" bentak Clara lalu bangkit dan berjalan meninggalkan Justine yang mematung ditempatnya. "Sialan!" maki Justine mengepalkan tangan. "Kamu, kalau Clara kenapa-kenapa hubungin nomer saya." kata Justine pada Jumenep lalu berjalan keluar dari rumah Darian. Justine memukul roda kemudi mobilnya. Mata sialan! pikirnya. Andai dia tidak melihat anak balita yang dimaki-maki oleh ayah anak itu, lalu si ibu berteriak menanyakan dimana janji sang suami untuk mencintai anaknya meski anak dari mantan suami sang istri, ia pasti tak akan bermurah hati pada Clara Dasar wanita sialan, geram Justine. Andai dia tak mendengarkan pertengkaran tak jelas dua manusia itu, mungkin dirinya tidak akan semelankonis saat ini. Bayang-bayang ketika nanti ia bercerai dengan Clara, melihat kelak anaknya akan di asuh oleh suami Clara membuat hatinya meradang. Terlebih suami Clara selanjutnya adalah Axel, sahabatnya yang kini terlihat tengah mengibarkan bendera perang. "b******k! Sampai Axel berani maki-maki anak gue, gue tebang itu burungnya." racau Justine tidak jelas. Burung? "Sialan! Cuman gue yang boleh masukin Clara.." "Arrrrgggggg... Pikiran setan!" jerit Justine kala pikiran bodohnya kembali mampir. * Justine mengeraskan rahang kokohnya, lengan yang melingkar dibahu Miranda bahkan terkulai lemas saat melihat siapa wanita yang turun dari mobil SUV milik Axel. Bibir Justine menyeringai melihat Axel yang berlari membantu membukakan pintu untuk Clara. Sahabat tak tahu dirinya itu juga dengan setia menggandeng lengan sang istri. Justine tentu saja mendorong tubuh Miranda pelan agar sedikit menjauh, kakinya melangkah pelan mendekati Axel, "cewek baru lo yang ini? Yang lagi hamil? Nggak pantes lo tukerin Adriana sama cewek macem ini. Mantan tunangan lo ini, Jalang!" desis Justine membuat tangan Clara melayang ke pipi laki-laki itu. Clara menatap Justine angkuh, "Cewek lo yang itu? Yang menor kaya tante-tante itu? Nggak pantes gue lo bandingin sama sampah! Bukan level gue Justine Darmawan! Jalang kaya gue nyatanya tetap digilai Axel sejak SMA." tegas Clara membuat Vero yang tadinya asik dengan ponsel, menatap kagum pada diri Clara. "Huaaa.... Gue suka style bini lo Just. Abang Ax, gue setuju kalau abis dari Justine lo nikahin Clara, kakak ipar keren beud." ujar Vero dengan mulut terbukanya. Mirip sekali dengan ikan sapu-sapu. "Is..Tri?" tanya Miranda kaget. "Kenapa? Lo udah pernah ditidurin dia?" tanya Clara tajam sembari mengepalkan telapak tangan disisi tubuhnya. "Kalau udah suruh gih pacar lo ceraiin gue, suruh nikahin lo. Gue miris sama lo. Kasihan juga!" "Clara Darmawan!", bentak Justine membuat Axel maju menghadang Justine yang ingin menarik tangan Clara. "Lo nggak usah ikut campur!" erang Justine pada Axel. "Urusan gue kalau itu menyangkut Clara. Gue udah bilang, semua urusan dia jadi urusan gue." jawab Axel tidak takut. "Dia dulu tunangan gue!", jelas Axel mengenai statusnya dihidup Clara sebelum keluarga Justine datang mengacau. "Terus urusan gue apa dong?" tanya Vero dengan tampang bodoh. Laki-laki Husodo ini sungguh tidak tahu tempat untuk melancarkan kekonyolannya. "Diem!" bentak Justine dan Axel secara bersamaan, membuat Vero bungkam tanpa perlawanan pada sepupu dan sahabatnya. "Aku mau pulang Axe, tadinya pengen banget liat dia makan masakan aku. Ternyata dia lagi sama pacarnya. Pulang aja, anterin aku pulang." rengek Clara menarik jaket Axel. Axel mengangguk lalu merangkul pinggang Clara, laki-laki itu mencium kening Clara lama sebelum akhirnya mereka melangkahkan kaki untuk berjalan pelan menuju mobil Axel. Pemandangan tersebut tentu saja membuat Justine mengepalkan tangan. Sebagai seorang lelaki tentu saja ia merasa terinjak atas perlakuan Clara. Terlebih istrinya itu bermesraan dengan sang sahabat di depan matanya. Ego Justine terinjak sudah! Aku? Kamu? Cih, lo sama suami lo aja lo gue an Cla. Justine berlari kecil. Tangannya menarik pelan lengan Clara, "Lo pulang sama gue." ujar Justine. Justine menatap Axel dengan tatapan tajamnya sebelum mulut laki-laki iyu kembali berucap, "Clara istri gue, sebagai sahabat gue yakin lo sadar posisi. Gue tahu lo sahabat yang baik dan nggak mungkin jadi duri dirumah tangga sahabat lo sendiri. Yah, meski gue tahu Clara ternyata mantan pacar lo. Past is past kan, Bro?" katanya membuat lengan Axel terlepas dari pinggag Clara. to be continued
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN