"Mi Amor.."
"Ax, please, jangan kaya gini. Kamu tahu betul.." ucapan Clara terhenti kala Axel memeluk tubuhnya. Laki-laki itu menggelengkan kepala berulang kali, "ssssttt.. Jangan katakan lagi Cla, please." pinta Axel memelas.
Axel tidak akan pernah mau mendengar Clara mengatakan hal kejam itu lagi. Ia tahu ini semua salahnya, tapi tak bisakah Clara memberikan maaf. Lagipula, Martin juga sudah tiada. Tak bisakah Clara kembali padanya saja, dibandingkan mengharapkan Justine?!
"Apa nggak ada kesempatan untuk kita kembali, Cla?" lirih Axel yang dijawab dengan gelengan kepala oleh Clara. Tak ada lagi 'kita' untuk hubungan mereka, karena setelah laki-laki itu meminta Clara memilih Martin dulu, Clara sudah melupakan cerita yang pernah terjalin antara dirinya dengan Axel.
"Kamu tahu Cla, waktu itu Mar.."
"Please, sudahi omong kosong ini. Kita sudah sepakat untuk nggak saling mengenal, Ax." Clara melepaskan pelukkan Axel, memberi jarak antara dirinya dengan cinta pertamanya saat berseragam abu-abu dulu.
"Cla, nggak mungkin aku terus menutup mata saat kamu selalu direndahkan oleh Justine. Apa lag.."
"Ax.." Axel menutup mulutnya saat suara papa Clara terdengar memanggil namanya. Ia membalikkan tubuh menatap laki-laki dengan rahang kokoh yang selama ini jarang sekali ia temui.
"Axel, apa kabar? Lama nggak kemari?" tanya Papa Clara yang baru saja pulang dari kantor.
Clara meraih jemari Axel, meremasnya memberikan tatapan peringatan dengan tatapan mata wanita itu.
"Ayo makan malam di sini. Om akan minta si Mbok buat siapkan makanan. Sudah lama kita nggak gobrol Ax." Axel menganggukkan kepala tanda laki-laki itu setuju, membuat Clara menghembuskan nafas karena Axel jelas mengabaikan kode yang ia berikan.
"Jangan sampai papa tahu masalah Justine atau aku nggak akan pernah mau ketemu sama kamu lagi, Ax." ancam Clara sebelum meninggalkan Axel yang kembali memejamkan mata menahan bentuk perih. Selalu saja semua tentang Justine.
*
Mengembalikkan kepopuleran bukanlah hal yang sulit bagi seorang Clara Dirgantara. Jika dulu ia selalu tampil tanpa polesan make up karena ingin tampil apa adanya, sekarang Clara memilih memoles wajah ayunya dengan berbagai koleksi make up brand ternama yang selama ini hanya ia jadikan pajangan belaka. Tak tanggung-tanggung pula rambut yang dulu ia warnai hitam saat pertama kali menduduki bangku perkuliahan, kembali ia warnai dengan warna menyala. Sedangkan tampilan sederhana yang selalu melekat pada tubuhnya ia ganti dengan semua koleksi yang selama ini sengaja ia anggurkan.
Kali ini Clara benar-benar membuka jati dirinya, menunjukkan dimana kelasnya kepada hal layak.
Hanya dalam satu hari Clara merubah itu. Jika kemarin ia menggegerkan seisi kampus dengan mobil mewah dan dress yang ia kenakan. Maka hari ini wanita itu menggegerkan seluruh isi kampus karena berita pertunangannya dengan Axel Harnantio Haryo. Salah satu pemuda yang paling diminati di kampus.
Bagaimana tidak geger, jika baru kemarin pemandangan yang cukup menyita perhatian semua orang sukses menjadi sebuah tontonan seru, dimana Adriana wanita yang seluruh kampusnya tahu sebagai kekasih Axel, meraung tak rela jika Axel memutuskan jalinan asmara mereka. Cap pelakor tentu saja melekat pada citra diri Clara. Sebutan cupu kini berganti dengan tukang tikung pacar orang, meski tak secara terang-terangan anak dikampusnya berani mengolok-ngolok Clara.
"Hei.. Kenapa cemberut. Lagipula berita resminya belum turun, pertunangan kita baru rencana Clara." ujar Axel yang setia mendampingi Clara selepas jumpa pers yang diadakan oleh Darian Dirgantara.
"Ini mimpi buruk Ax.. Kamu tahu, ini keterlaluan!" ujar Clara menahan amarahnya.
"Ini satu-satunya cara untuk melindungi kamu. Aku nggak rela kalau kamu terus-terusan direndahkan Cla.. Terserah, setelah kamu lulus terserah jika kamu mau membatalkan pernikahan kita. Sampai detik itu, biarkan aku kembali disisi kamu... Ya?!"
"Terserah.. Aku nggak pernah tahu apa yang ada di dalam otak kamu Ax. Kamu selalu memutuskan semuanya sendiri tanpa memikirkan perasaan aku. Demi Tuhan, bukan kamu laki-laki yang aku cintai. Lagi pula mau kamu kemanakan kekasih kamu?!" Axel mengangkat satu tangannya, membelai lembut rambut wanita yang selama ini dicintainya. Lama sekali rasanya ia tak melakukan hal ini, hal yang biasa dulu ia lakukan pada Clara jika wanita itu tengah merajuk. Akhrinya ia bisa mendekat, tanpa harus bersembunyi memperhatikan Clara dari kejauhan.
"Aku sama dia udah selesai, kamu tahu itu."
"Axel.."
Clara menghempaskan tangan Axelsaat indera pendengarannya menangkap suara wanita yang sangat ia kenal, "urusi dia.. Aku nggak mau terseret dalam permainan gila yang kamu ciptakan. Cukup Martin Ax, aku nggak mau lagi menuruti apa kata kamu. Perasaan buat kamu udah abis tepat ketika kamu minta aku buat mencintai Martin." ketus Clara sebelum melangkahkan kakinya menjauhi Axel dan Adriana.
"Ikut Gue.. Jalang!"
to be continued...