21

928 Kata
Dia mau kemana? tanya Justine dalam hati saat melihat Clara tengah mengganti pakaian dengan dress selutut. Jika matanya tidak salah melihat, jam didinding dikamar mereka sudah menunjukan pukul sembilan malam. Lagipula, ini juga bukan waktu yang tepat untuk berpergian mengingat diluar hujan turun sangat deras. "Mau kemana?" tanya Justine mendudukan diri di ranjang. Tubuhnya ia sandarkan dengan tenang dikepala ranjang. Sedangkan tangannya menarik selimut putih tebal yang membungkus keterlanjangan dirinya setelah percintaan dadakan dengan Clara tadi. Clara membalikkan tubuhnya saat mendengar suara Justine. Ia menatap Justine sekilas, sebelum akhirnya kembali melanjutkan aktifitas berbenah di depan almari. Merasa tidak mendapatkan jawaban dari pertanyaannya, Justine menyibakkan selimut cepat, mengambil celana boksernya yang tergeletak di atas lantai samping ranjang, "kamu mau kemana?" tanya Justine sekali lagi dengan wajah menahan kesal sekaligus sakit perut karena ia ingin ke kamar mandi. "Nggak kemana-mana, mau ke bawah aj.." belum selesai Clara menjawab pertanyaan Justine, kaki laki-laki dibelakangnya melangkah cepat saat mendengar deru kenalpot mobil yang memasuki rumah sang Papah. Justine meremas tirai yang ia sibakkan saat melihat mobil merah yang terparkir dibelakang mobilnya, "Axcel ngapain ke sini malem-malem?" "Bawain martabak keju, kenapa?" Bukkk... Clara terlonjak saat membalikkan tubuhnya. Ia melihat wajah merah padam Justine. Tangan laki-laki itu masih terkepal di atas tembok samping jendela kamar. "Tunggu di sini, gue mau ke kamar mandi. Turun sama gue!" eram Justine berlari kecil mengambil kunci yang tergelantung dipintu kamar. Clara menatap kesal Justine yang berhasil mengunci kamar mereka. Kamar mereka? Sepertinya Clara harus menghadiri pengajian milik salah satu tokoh ulama yang sedang hits saat ini. Tubuhnya benar-benar harus dirukiyah. Mending ikut rukiyah masal biar dirinya tidak tersesat ke dalam lembah yang suram. Sedangkan Justune di dalam kamar mandi mendengus sebal. Pengen martabak?, kesalnya meracau dalam hati, "sialan! kenapa nggak minta sama gue." Aku-Kamu? Sepertinya kondisi seperti ini tidak perlu beramah tamah dengan istri yang ingin menikungnya dari belakang, begitulah pikir Justine sembari melakukan aksinya di dalam kamar mandi. Sialan! pake sakit perut lagi gue. makinya sembari meremas perutnya kala terduduk di closet. Preeetttt... "Justine jorokkk." teriak Clara yang mendengar suara kentut Justine dari luar karena laki-laki itu tidak menutup pintu kamar mandinya. BrakkKKK!! Dengan kesal Justine bangkit dan menutup kencang pintu kamar mandi. Urat malunya seketika menciut karena kebodohan yang tubuhnya lakukan. Bisa-bisanya p****t sialannya itu mengeluarkan gas di saat ia harus menjaga image sebagai lelaki tampan di depan Clara. "Goblok.. g****k," makinya keras lalu duduk lagi di atas closet guna melanjutkan tuntutan hajatnya. "Justine cepetan, Axelnya mau pulang." rengek Clara menggedor pintu kamar mandi. Ini lagi, nggak bisa sabar kenapa sih. Timbang pangkatnya martabak keju aja. Se-penjualnya juga bisa gue beliin, gondok Justine dalam hati. Lagipula untuk apa Clara meminta martabak pada Axel. Apa dipikir dirinya tidak mampu membelikan martabak. Paling banter juga seratus ribu itu harga martabak, batinnya tidak terima dengan kelakuan Clara. "Ribut gue lempar lo dari balkon." teriak Justine kencang sembari memeluk perutnya yang terasa mulas. "Jus.." "Diem! Lo tahu nggak, gara-gara lo nih! Untung selama ini gue nggak pernah makan masakan yang lo bawa. Bisa rusak usus gue." tangan Clara terkepal di udara. Jemarinya tidak lagi menggedor pintu berbahan kayu dihadapannya. Apa seburuk itu masakan yang ia masak sampai perut laki-laki itu tersakiti?! Jika seperti itu, kenapa laki-laki itu terus memakannya tadi? Hening. Alis Justine terangkat saat tidak mendengar gebrakan pintu yang tadi sempat mengusik konsterasinya dalam membuang air, "Cla.." panggil Justine pelan. "Cla.." Justine semakin mengangkat alisnya ke atas. Tidak ada sahutan dari bibir wanita yang tadi ia akui sebagai pendamping hidupnya itu. Justine yakin, meski pelan harusnya wanita itu bisa mendengar suaranya meski pintu kamar mandi tertutup rapat. Braakk..... "Sialan! Siapa lagi yang bukain pintu." maki Justine kesal saat mendengar bantingan keras pintu yang ia yakini adalah pintu kamar Clara. * Axel menepuk pundak Clara. Sejak turun perlahan dari tangga, wanita yang tengah mengandung anak sahabatnya itu terus terisak, menceritakan betapa kejamnya mulut Justine tentang masakan yang Clara masak tadi siang. Axel tidak habis pikir, bagaimana sahabatnya itu tega memaki wanita yang tengah mengandung bagian dari tubuhnya sendiri hanya perkara sebuah makanan saja. Meski dirinya tadi juga diare karena memakan masakan Clara, tapi dia tidak akan tega menghujat wanita yang sudah bersusah payah untuk membuatkan makanan untuknya. Terlebih wanita itu adalah wanita kecintannya. Ya walaupun sekarang ia harus rela menyerah tanpa syarat atas diri wanitanya itu. "Ssst, udah jangan nangis. Kasihan baby-nya kalau nangis terus." bisik Axel mengeratkan pelukkan ditubuh Clara. "Emang masakan aku nggak enak ya? Bikin kamu sakit perut juga, Ax?" tanya Clara dengan tatapan yang tertutup dengan air mata. Tangannya melepaskan pelukkan Axel dari tubuhnya. Axel meneguk ludahnya gugup. Jika dibandingkan dengan masakan Valery, Clara memang kalah jauh. Adik sepupunya itu memang jago masak, meski gadis itu jarang sekali menggunakan dapur rumahnya. Bukankah sejak dulu juga Clara tidak pernah memasak untuknya, mereka selalu terbiasa membeli lalu makan bersama. Ah, kenapa harus mengingat yang dulu-dulu, pikir Axel. "Ax..." panggil Clara lirih karena tidak mendapatkan jawaban dari mulut Axel. "Enak, Mi Amor.. Enak banget." tangan Axel terulur di atas kepala Clara yang mulai tertunduk karena menunggu jawabannya. Clara mengadahkan kepalanya membuat tangan Axel terulur dan membelai pipi Clara. "Ehem.." Axel melepaskan cepat jemarinya dari pipi wanita yang ia cintai, atau harus Axel katakan sebagai istri sahabatnya? Tubuhnya berbalik melihat Justine yang menatapnya tajam dari anak tangga rumah orang tua Clara. "jauhin tangan lo dari tubuh istri gue, AXel HANANTIO HARYO !" to be continued.. woo sepertinya akan terjadi perang dunia persilatan gengs...
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN