13

778 Kata
Justine, lelaki itu menatap tanpa minat Papa Clara yang saat ini berjalan mendekati dirinya. Beberapa menit setelah ketibaan mereka dirumah sakit, sang papi langsung menghubungi satu-satunya keluarga Clara itu. Bugg.... Justine meringis saat Darian Dirgantara menghadiahkan dieinya dengan beberapa tinjuan. Laki-laki yang Justine kenal sebagai Papah dari Clara itu melayangkan tatapan penuh kebencian meski dengan mata yang membengkak tanda bahwa laki-laki itu usai menangis. "Laki-laki, b******k!" geram, Darian. "Apa salah putriku, Hah?!" bentak laki-laki beda usia itu pada Justine. Darian menarik nafas sejenak, sebelum tatapan sarat luka ia tunjukkan pada Justine, "Kamu tahu anak muda, saya memperlakukan Clara seperti dia adalah nafas terakhir saya. Sehela saja saya berpaling, saya takut jika nafas itu terenggut dari kerongkongan," lagi, mata tajam Darian seolah menunjukkan kematian pada lawan bicaranya. "Lalu kamu! Kamu memperlakukan putri saya seperti sampah!", kali ini Daeian berteriak nyalang. "Asal kamu tahu, Justine Darmawan! Clara bahkan menangis, meminta saya agar mau membunuh dirinya. Anak saya merasa kotor! Merasa jika dia bukanlah putri yang baik." Darian menarik lingkar kaos Justine hingga tubuh anak semata wayang Michell Darmawan itu tertarik maju, "dan sekarang kamu memperlakukan permata yang saya jaga layaknya p*****r murahan!" "Kamu pikir saya akan diam?" Darian melepaskan Justine. Ia terkekeh, "hidup saya telah mati sejak kamu membuat air mata keluar deras dari pelupuk anak saya. Saya ingin membunuh kamu andai Clara tidak melindungi kamu!" Berbalik, Darian menatap beberapa anak buah yang mengikuti dirinya sedari tadi. Ia mengucapkan ultimatum terakhir pada Justine. "Lenyaplah kamu dari hidup putri saya. Saya tidak sudi putri saya mencintai laki-laki seperti kamu." amuk Darian memperingatkan Justine agar tak mengganggu hidup Clara lagi. Sebagai seorang Papah, Darian tak akan rela membiarkan putrinya mencintai manusia laknat seperti Justine. Terlebih setelah apa yang laki-laki itu lakukan pada Claranya. "Bunuh dia kalau sampai mendekati putri saya! Hukum di dunia ini bisa saya beli, saya bisa menyelesaikan urusan setelahnya. Hanya kematian jiwa putri saya tak akan mampu saya hadapi! Jadi, singkirkan jika kalian melihat anak ingusan itu." Anak buah Darian mengangguk patuh. "Mas.. Mas bagaimana kalau Clara hamil ada..." Ucapan Shella terhenti, "Saya akan lenyapkan! Putri saya tidak pantas mengandung benih laki-laki b***t seperti putra anda Nyonya Darmawan." Ucapan penuh amarah itu semakin membuat Michell mengeratkan pelukan ditubuh sang istri yang semakin terisak. Ia tahu seberapa kecewa sosok ayah dihadapan mereka saat inu. "Kalian, jaga keaman putri saya. Saya tidak ingin darah Darmawan mendekati putri saya meski seincipun." titah Darian. "Mas..." Michell melepaskan Shella dari pelukkannya. Ia berlari mengejar Darian yang tertatih sembari menghapus air mata.'Putri berharganya, satu-satu berlian dalam hidupnya merengek agar ia menghentikan nafas yang menjadi alasan ia tetap hidup. Kenapa wanita sebaik putrinya harus menderita seperti ini?' Apa ini karma untuknya? "Mas.." panggil Michell. "Mas Darian." Darian menghapus air matanya cepat. Ia berbalik dan menatap Michell dengan luka yang jelas tidak bisa laki-laki itu sembunyikan. "Mas, saya mohon. Satu-satunya menantu yang saya inginkan hanyalah putri Mas." ujar Michell menggengam tangan Darian. Karena Saya sudah berjanji pada putrimu Mas. Bahwa saya akan membuatnya menjadi istri Justine, ujar Michell dalam hati. "Tidak perlu! Putri saya tidak pantas bersanding dengan sampah seperti putramu. Lagipula putra Harnandito lebih layak saya jadikan menantu. Putri saya akan menikah dengan Axel sebentar lagi, jadi kamu urus putra kamu sebelum kamu mendapatkan mayatnya aku kirim ke rumah keluarga kalian, Michell." "Mas.. ini demi kebaikan putra-putri kita Mas. Saya tidak rela jika cucu saya dimiliki atau diurus oleh orang lain, apalagi diaborsi. Tidak, Mas. Clara adalah menantu keluarga Darmawan, tidak boleh ada keluarga lain yang bisa menyunting Clara sebagai menantunya, kecuali kami." Darian terbahak dengan tangannya yang mengepal erat, "siapa anda?! Setuju atau tidak, tidak akan ada nama Darmawan dibelakang nama putri Saya." desis Darian lalu melepaskan tangan Michell. Meninggalkan ayah satu anak itu dengan amarah yang menguar. Perang akan dimulai, batin Michell. Meski harus memusuhi sahabatnya sendiri, cucunya dan Clara adalah milik keluarga Darmawan sejak awal. Michell berbalik. Dengan amarah tertahan, lelaki itu berjalan cepat lalu melayangkan tinjuan tepat diwajah lebam sang putra. Bughhh! "Papiii." teriak Shella saat Michell melayangkan bogeman mentahnya ke wajah Justine. Istri Michell itu tak menyangka jika suaminya akan tega menambah luka di wajah sang putra. "Jika kamu tidak bisa membuat Axel mundur dari pernikahan yang dirancang Darian, lenyaplah! Papah nggak butuh laki-laki nggak bertanggung jawab seperti kamu Justine Darmawan." desis, Michell. "Just, Just nggak bisa Pi.." lirih Justine. Jujur ia sangat takut pada kemarahan Michell, terlebih lelaki itu terlihat sangat bersungguh-sungguh. "Dan papi sendiri yang akan mengantarkan kamu ke alam baka kalau sampai bukan nama Darmawan yang berada dibelakang nama Clara!" to be continued
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN