52.Diam!

1159 Kata

“Sekarang kamu kuat apa tidak perjalanan jauh?” tanya Kenrich. Wahda mengangguk. “Ya sudah. Ke Australia. Setelah ini saya antar ambil barangmu ke hotel. Lalu kita berangkat. Saya sudah urus semua dokumen pentingmu.” Kenrich masih melanjutkan makan. Wahda hanya menatap suaminya. Sadar diperhatikan, Kenrich mendekatkan sendok berisi nasi ke mulut sang istri. Wahda menggeleng, ia hanya ingin meminum yang hangat-hangat. Rasanya terlalu mual jika makan makanan berat. Selesai makan, Kenrich membayar tagihan. Ia menggandeng istrinya keluar restoran, menuju lobi. Lantas bergerak menuju hotel. “Kamu juga nginep di sini?” tanya Wahda karena Kenrich ikut turun dari mobil. “Ya. Kamu di lantai berapa?” “Lima.” “Saya lantai tujuh. Nanti kita ketemu di lobi saja. Setelah ambil barang, langsung

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN