“Wahda bangun!” Kenrich kembali mengguncang tubuh Wahda. Wanita itu hanya menggeliat, lalu kembali pura-pura terpejam. Terdengar suara Kenrich berdecak. “Saya siram pakai air kalau kamu tetap tidur!” Wahda sudah diambang pasrah. Kalaupun basah kuyup, ia akan terima. Atau jika ditinggal di dalam mobil, itu lebih baik. “Ini kebo apa manusia?” gumam Kenrich lagi. Pria tersebut akhirnya mengalah. Ia menggotong istrinya dengan kesusahan. Apalagi juga harus menutup pintu mobil dan mengunci dengan remote. Belum lagi saat kesusahan memencet lift, keberatan menggotong, juga waktu membuka pintu apartemen. Kenrich berdecak beberapa kali. Wahda menahan agar tidak tersenyum saat membayangkan ekspresi sang suami. Jangan sampai ia ketahuan sedang mengerjai. Bisa-bisa tubuhnya dibanting saat itu jug