“Menikah?!” tanya Adji yang membuat Karina dan Meira menatap Satria dengan raut kesal. Tanpa bertanya siapa wanita yang akan dinikahi oleh Satria pun mereka sudah bisa menebaknya.
“Kami akan menikah di kantor urusan agama. Hanya keluarga inti saja, jadi aku mengabari ini pada papa, mama, dan Meira. Aku tidak akan memaksa kehadiran kalian, karena di sini aku hanya ingin memberitahu saja tentang kabar itu,” ucap Satria menuturkan tujuannya.
“Satria ....” Karina memanggil putranya.
Satria menoleh ke arah ibunya. Dia yakin kalau ibunya akan kembali menentangnya, tapi kali ini dia tidak akan diam saja. Untuk saat ini dia akan teguh pada pendiriannya, dan tidak akan menyia-nyiakan wanita yang ingin membersamainya.
“Mama tidak bisa lagi menentang ku, dia yang sudah menjadi pilihanku,” uja
