Sore itu, saat Azka sedang duduk di ruang kerjanya yang sepi dan dingin, layar ponselnya menyala. Notifikasi dari Athira masuk.
"Ting."
Athira [Terima kasih untuk bubur, buah, dan bunga tulipnya. Aku nggak nyangka kamu masih ingat semuanya… Maaf kalau kehadiran Reihan tadi membuatmu nggak nyaman. Tapi aku benar-benar menghargai semua perhatianmu. Jaga kesehatan, Azka.]
Azka menatap pesan itu lama. Jarinya hampir membalas, tapi ia berhenti. Wajah Athira saat tersenyum dalam pelukannya, saat tertidur di mobil, bahkan saat memeluknya di gelap, semuanya kembali memenuhi kepalanya.
Dia kemudian meletakkan ponselnya di meja, berdiri, dan menatap keluar jendela.
“Kenapa kamu selalu tahu cara buat aku lemah, Thira…” gumamnya pelan.
Beberapa menit kemudian, akhirnya dia mengambil ponselnya la
