Kehadiran Athar dan Zaozah, orang tua Azka, memberi atmosfer berbeda di tengah pesta yang sebelumnya terasa penuh kemewahan dan kehangatan. Tatapan tajam dan penuh penilaian dari Zaozah, sang ibu, membuat Athira sontak merasa tak nyaman. Sementara Athar tampak lebih tenang namun tetap menyimpan aura dingin penuh wibawa sebagai pria penguasa dunia bisnis. Begitu mata Zaozah bersirobok dengan Athira, sorot matanya menyapu dari ujung kaki hingga kepala gadis itu. Seolah menilai, menghakimi, lalu memutuskan dalam diam bahwa Athira bukan bagian dari dunia mereka. Athira yang semula berdiri di sisi Azka dengan senyum ragu mulai merasa tak pantas, seperti duri di antara bunga mewah. Athira menghela napas pelan, perlahan melangkah menjauh dari sisi Azka. Namun tangan Azka langsung meraih pergel

