Siasat Licik Nayla

1218 Kata

Zaozah yang menyaksikan percakapan itu dari balik pintu kaca hanya tersenyum tipis. Ia tidak langsung menyela, tidak pula menunjukkan rasa cemburu atau marah. Malam itu, ia hanya berkata dengan lembut, “Sayang, anak-anak sudah tidur. Aku buatkan teh hangat kalau kamu mau.” Athar menoleh, sedikit lega melihat Zaozah tetap tenang. Sementara Nayla tampak sedikit kaget, seolah kecewa karena tidak mendapatkan reaksi yang ia harapkan. Di dalam rumah, Zaozah mulai menyusun strateginya. Ia tahu, Nayla tidak bisa dianggap remeh. Dan untuk itu, ia tidak akan menyerang dengan emosi—melainkan dengan pengaruh dan kekuatan yang sudah ia bangun sendiri sebagai seorang istri, ibu, sekaligus pebisnis. Keesokan harinya, Zaozah diam-diam mengatur pertemuan dengan direktur kreatif perusahaan fashion yang b

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN