Chapter. 115

1417 Kata

Makan malam berlangsung dalam suasana yang begitu canggung dan tegang. Suara alat makan yang menyentuh piring terdengar lebih nyaring daripada biasanya. Tak banyak yang berbicara. Bahkan tawa-tawa kecil yang biasanya hadir dalam jamuan keluarga, seolah hilang ditelan ketegangan di meja itu. Athira duduk dengan kaku. Wajahnya tertunduk, tangan menggenggam sendok kecil, hanya memainkan dessert stroberi mousse yang bahkan belum setengah disentuh. Nafsu makannya lenyap, hanya rasa manis itu yang dia rasakan… namun di lidah terasa hambar. Zaozah melirik ke arahnya beberapa kali, lalu mengedarkan pandangan ke Arman dan Bu Asih, seakan ingin mencari jawaban yang tak terucap. Sementara Athar, meski tampak tenang, menatap Azka sesekali — ingin membaca isi hati putranya yang kini hanya diam. Azk

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN