Ares berdiri diam di depan sebuah toko dengan papan nama besar bertuliskan *Sweet Home Arkan Bakery*. Matanya terpaku pada etalase penuh dengan aneka kue yang terlihat lezat. Namun, bukan itu yang menarik perhatiannya. Pikirannya dipenuhi oleh masa lalu—oleh seorang wanita yang kini berada di balik toko ini.
Valora.
Nama itu berputar di kepalanya seperti gema yang tak pernah hilang. Wanita yang dulu ia sia-siakan, wanita yang pernah ia cintai namun tak cukup ia perjuangkan. Wanita yang kini hidup mandiri dan sukses dengan usaha yang ia bangun sendiri.
Ares menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri. Ia memandangi ke dalam toko melalui kaca besar. Di sana, ia melihat Valora sedang menggendong seorang anak kecil. Seorang anak lelaki yang tampak ceria, tertawa sambil menunju
