Valora berjalan di lorong kampus dengan langkah penuh semangat. Di tangannya, ia menggenggam buku tebal yang baru saja ia ambil dari perpustakaan, senyum manis menghiasi wajahnya. Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggunya karena ia akhirnya punya waktu luang untuk bertemu dengan kekasihnya, Ares, di fakultas hukum tempat pria itu belajar. Namun, ketika ia hampir sampai di halaman fakultas, senyum Valora perlahan memudar. Matanya menangkap pemandangan yang membuat jantungnya berdetak lebih cepat, bukan karena bahagia, tapi karena rasa gelisah yang tiba-tiba menghampirinya. Ares sedang berdiri di bawah pohon rindang bersama seorang perempuan yang ia kenal baik — Cindy. Gadis itu memeluk lengan Ares dengan sikap yang sangat akrab, dan mereka berdua tertawa bersama seolah tidak ada orang l