Ankala ... Hidupku tak pernah sama,
Sejak menatap mata indahmu,
Melihat senyum ceriamu.
Dapatkah kamu tersenyum setiap hari, untuk menunjukkan,
Bahwa dunia akan baik-baik saja.
***
Malam kian larut, namun Zevana tak benar-benar tidur. Cahaya dari luar jendela menembus tirai tipis, memantulkan bayangan tubuhnya yang meringkuk di tepi ranjang ke atas lantai kayu.
Di atas meja kecil, map cokelat pemberian Prabu masih tergeletak di sana, terikat pita seolah menyala dalam kegelapan. Mengingatkannya pada setiap kata yang tertera di kertas itu.
Dua milyar rupiah. Satu angka yang mengubah arti dirinya. Dia sadar dia sudah kian dalam terjebak di rumah ini. Dia tak bisa keluar lagi, dia pun tak bisa terus bersembunyi seperti kura-kura dalam cangkang yang keras.
Dia bangkit perlahan, menata
