Setiap tatap adalah rahasia yang berdenyut, Seperti hujan yang jatuh namun tak berani berurai, Kupeluk rinduku dalam sepinya malam, Karena memanggilmu berarti protes pada Sang Pencipta. *** Zevana masih menatap Arinda yang tersenyum riang, seperti tak pernah menanggung beban berat dalam hidupnya. Wanita itu kini membuka map berisi beberapa sketsa yang begitu simpel, “sebelum mulai, aku ingin tahu dulu apa yang paling kamu sukai dari pakaian?” Zevana menatap kosong beberapa detik lalu menjawab pelan, “pakaian itu seperti menunjukkan jati diri, kebahagiaan bagi yang nyaman memakainya, dan sebuah kemewahan bagi sebagian orang, meski pakaian itu begitu sederhana.” “Maksudnya?” tanya Arinda sambil menatapnya lekat. Zevana menatap langit-langit ruangan itu, tampak mengingat kenangan di

