Nirvana POV. Aku melihat berita bahwa opium itu semakin merajarela. Dan ternyata Dangerous masih saja belum di tangkap. Aku sangat geram pada mereka, sehingga aku mendatangi kantornya. Aku merasa bahwa laki laki itu memang harus diingatkan. "Wah wah wah. Siapa ini? dia menemuiku dan sepertinya mungkin merindukan ku." Aku terdiam dengan rahangku yang mengeras. Laki laki itu saat ini sudah menjadi bigbos. Perusahaan property yang ternyata di dalamnya adalah sebuah transaksi opuim terbesar di negara ini. "Kamu masih saja belum menghentikan pekerjaan mu?" Dia mengerti dengan apa yang aku katakan, namun tentu saja lebih memilih berpura pura tidak faham dengan apa yang aku kesalkan. "Ini bukan urusan mu sayang. Kami memiliki aturan sendiri." "Korban mu terlalu banyak." "Aku bisa meng

