Aku melangkahkan kakiku memasuki sebuah kafe yang berada tepat di tengah kota tempatku tinggal, yang merupakan kafe langgananku. Aku biasanya akan datang untuk sekedar melepas penat setelah pulang bekerja dengan meminum americano kesukaanku. Aku mengelilingkan pandanganku mencari tempat untuk duduk, sore ini kafe tidak terlalu ramai. Mataku menangkap salah satu meja yang sebenarnya tidak ingin aku tempati. Meja itu kosong, jadi tanpa sadar kakiku melangkah mendekatinya. Huh? Aku menyunggingkan senyumku pias. Mungkin aku hanya ingin bernostalgia sejenak, mengingat bagaimana rasanya kembali terluka. Aku memutuskan untuk segera duduk dan memesan minumanku, kemudian terdiam. Di tempat ini, tempat kenanganku bersama Rendy, seseorang yang masih aku cintai hingga saat ini. Tempat pertama kal