Happy Reading Sebelumnya. Kinan perlahan membuka matanya, kelopaknya yang terasa berat seperti baru saja mengangkat beban berton-ton. Pandangannya yang masih kabur perlahan mulai fokus, dan hal pertama yang ditangkap retinanya adalah sosok Valen. Suaminya itu duduk di samping ranjang, menggenggam tangannya dengan lembut, seolah menyalurkan kekuatan dan ketenangan. Wajah Valen tampak lelah, lelah hati dan pikiran yang kalut. Kinan merasakan genggaman tangan Valen mengerat sedikit, seakan menyadari bahwa ia telah siuman. "Sayang? Kamu sudah bangun? Mau minum?" tanya Valen dengan suara lembut, keprihatinan terpancar jelas dari sorot matanya. Ia mengusap punggung tangan Kinan dengan ibu jarinya, gerakan yang begitu menenangkan. "Anakku?" lirih Kinan, suaranya serak dan parau. Tanga