Kinan diperbolehkan pulang setelah menjalani perawatan selama dua hari di rumah sakit. Meskipun telah menerima kenyataan pahit bahwa calon buah hatinya telah berpulang untuk selamanya, kesedihan yang mendalam masih menyelimuti hatinya. Kehilangan yang tak terduga ini meninggalkan luka yang tak mudah terobati. Bayangan tentang masa depan yang telah ia bangun bersama calon anaknya kini sirna, digantikan oleh rasa hampa dan duka yang mendalam. Ia mencoba tegar dan ikhlas, namun air mata tak henti mengalir membasahi pipinya, mengingatkannya akan kehilangan yang begitu besar. Dukungan dan kasih sayang dari keluarga dan orang-orang terdekat menjadi penguat bagi Kinan untuk menghadapi masa sulit ini. "Sayang, makan dulu, ya? Badan kamu butuh energi untuk pulih. Setelah itu minum