Bab 32. Arjuna dan Perasaannya

1247 Kata

Happy Reading Juna menatap kosong ke arah ponselnya. Layar sudah gelap, tapi pesan suara Vanessa masih terngiang di telinganya. Bukan nada bicara khas seorang istri yang merindukan suaminya. Tapi juga bukan nada marah. Justru itu yang paling membuatnya resah. Apa dia sedang menstruasi? Pikiran itu sekilas melintas. Mungkin saja. Itu bisa menjelaskan kenapa Vanessa terdengar begitu dingin, malas, dan ogah menanggapi. Juna berusaha tidak mengasumsikan terlalu banyak. Ia tahu, meski seorang dokter, ia tetap pria yang kadang terlalu logis dalam membaca emosi manusia, apalagi wanita. Ia mengusap wajahnya yang lelah. Ruangan di salah satu rumah sakit di kota sebelah sudah mulai sepi. Jam menunjukkan pukul tujuh lewat dua puluh. Di luar, langit sudah gelap, menyisakan cahaya lampu-lampu jal

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN