Happy Reading Air mata Kinan terus mengalir deras, membasahi pipinya yang pucat. Matanya sembab dan merah, bengkak karena terlalu lama menangis. Kehilangan ibunya, sosok tercinta yang selalu ada untuknya, sungguh merupakan pukulan berat yang tak pernah ia bayangkan akan datang secepat ini. Baru beberapa jam yang lalu, ia masih bisa mendengar suara lembut ibunya, namun kini, suara itu telah hilang ditelan bumi. "Ibu! Kenapa pergi, Bu? Kenapa ibu nggak menepati janji kalau akan panjang umur!" jerit Kinan dengan berurai air mata. "Ibu marah sama Kinan, ya? Kinan udah bohongin ibu? Maafkan Kinan, Bu?" Valen merasa sakit melihat sang istri yang terluka seperti ini. Apalagi Kinan selalu menyalahkan diri sendiri dan selalu mengatakan jika dialah yang membuat ibu Dina meninggal. Pemakaman