Happy Reading Papi Alva menaruh HP-nya dengan santai di meja kerja jati tuanya. Mami Luna di seberangnya menatap penuh harap. Wajahnya yang masih terlihat mulus tampak berbinar, menunggu kabar gembira. "Gimana, Pi? Valen setuju ke Lombok, kan?" tanya Mami Luna, agak gemetar menahan penasaran. Mami Luna merasa Vanessa bisa mengganggu kebahagiaan Kinan, mengingat bagaimana Valen diam-diam mencintai Vanessa selama bertahun-tahun, walau cintanya bertepuk sebelah tangan, putranya itu tetap setia dengan cintanya. Mami tidak ingin Valen makin tidak bisa move on. Papi Alva tersenyum tipis, mengangguk pelan. "Iya, Mi," jawabnya singkat, "Valen berubah pikiran." Papi Alva lega. Dia tahu perasaan Valen ke Vanessa seperti apa. Papi dan Mami hanya ingin Valen bisa bahagia bersama Kinan tanpa ada