Julian berpikir dan berpikir, hingga satu keputusan untuk pindah ke Inggris akan di ambil olehnya. Benar bagi dirinya akan perkataan Ameer, Julian memang harus belajar mengikhlaskan rumah itu dan berhijrah ke tempat yang jauh lebih baik.
Dan Malam itu Julian berpikir untuk segera berbicara dengan Alixe kekasihnya, Julian ingin membicarakan hal yang sangat penting mengenai kepindahannya ke Negara Inggris. Namun saat Julian sedang mencoba menghubungi Alixe, seseorang yang tidak di kenal oleh Julian pun menerima panggilan tersebut.
“Halo,” Sapa Seorang lelaki yang sedang menerima panggilan tersebut,
“Mm, Halo?” Sahut Julian, “Maaf apakah Alixe ada?” Tanya Julian, ia terlihat mencurigai sosok lelaki tersebut.
“Alixe sedang keluar, dengan siapa ini?” Tanya nya,
“Dengan Julian, kekasih Alixe!” Sahut Julian kembali.
“Oh kekasihnya! Baiklah nanti akan saya sampaikan!” Jawab lelaki tersebut dan tak lama kemudian ia menutup panggilannya tanpa meminta ijin pada Julian sendiri.
Julian menggelengkan kepalanya dengan pelan, “Siapa lelaki itu? Suara nya sangat asing sekali di telingaku, jika itu Sean tidak mungkin seenaknya main mematikan panggilan.” Ucap Julian sembari menggaruk pelan kepalanya, “Dia berucap tidak akan pulang lewat larut malam dan saat di telpon seorang lelaki asing menerima telponnya, sedang bersama siapa dia?” Julian kembali menggerutu kesal.
Julian pun segera menghubungi teman dari Alixe, namanya Angel, Alixe sangat dekat dengannya dan Julian pun sudah cukup lama mengenal sosok Angel.
Tut .. Tut .. Nada panggilan terhubung terdengar sayup di telinga Julian, cukup lama Julian menunggu Angel menerima panggilan darinya. Namun, Angel tetap menerima panggilan tersebut.
"Halo?" Sapa Angel di sebrang sana.
"Halo, Angel? Maaf mengganggu waktu mu!" Ucap Julian dengan sangat sopan.
"Mm, tidak apa-apa Julian. Ada apa Jul?" Tanya Angel.
"Apakah kau sedang bersama Alixe?" Tanya Julian.
"Tidak, aku baru saja pulang bersama Sean. Tadi Alixe memang bersama ku tapi dia berpamitan untuk pulang!" Julian merasa kebingungan dan rasa khawatir pun hadir di dalam benaknya, timbul lah rasa takut jika lelaki yang menerima panggilan tersebut adalah orang jahat yang menculik kekasihnya.
"Baiklah Angel, terimakasih. Mungkin Alixe sedang berada di dalam perjalanan!" Sahutnya kembali, ia mencoba untuk tetap tenang.
"Mm, baik Julian kabari aku jika dia masih saja belum sampai!" Seru Angel.
"Baiklah terimakasih Angel!"
Julian mengakhiri pembicaraannya bersama Angel, Julian kembali mencoba menghubungi Alixe namun saat ini Alixe sama sekali tak menerima panggilan yang di tuju oleh Julian. Julian semakin merasa khawatir dengan keberadaan kekasihnya itu, Alixe dan Julian sendiri sudah 1 tahun lebih tinggal satu atap.
Semenjak pertengkaran hebat diantara Alixe dan ibu tirinya, Alixe pun memilih untuk tinggal bersama dengan Julian. Alixe tahu jika Julian ingin sekali menikahinya, namun Julian selalu mengulur-ulur waktunya dan hal itu membuat Alixe merasa kesal.
Beberapa bulan ini Alixe terlihat berubah, Alixe selalu meminta uang lebih kepada Julian. Alixe tak pernah ingin di sentuh dan yang lebih parah, Alixe selalu bertemu teman-temannya dan pulang dalam keadaan mabuk.
Saat ini Julian benar-benar tak tahu harus kemana pergi mencari sosok kekasihnya, di sisi lain Julian takut jika harus meninggalkan tante kesayangannya. Julian benar-benar sangat tertekan, ia pun mencoba kembali menghubungi Alixe.
Tut... Tut...
Alixe menerima panggilan dari Julian, "Halo!!!" Nada tinggi pun diberikan oleh Alixe.
"Halo Alixe, kau dimana?"
"Di Akhirat! Bersama orang-orang yang ingin berbuat Dosa! Kenapa?" Julian merasa jika Alixe sedang dalam keadaan mabuk, nada suara yang diberikan oleh Alixe pun terdengar sangat binal.
"Halo Alixe, kau dimana?" Tanya Julian, "Biarkan aku menjemput dirimu!" Ucapnya kembali.
"Tidak perlu! Aku tidak akan pernah kembali Julian! Dengar, apa aku harus selalu menjadi pengasuh Tante mu itu! Mendengarkan teriakan-teriakan nya, menjadi teman halusinasi nya!" Jelas Alixe, hati Julian sangat sakit mendengar kalimat yang di ucapkan oleh Alixe sendiri.
"Dengar Julian, sadarlah!!! Jika aku menikah dengan mu pun, aku tidak akan sudi mengurus terus menerus tante mu yang gila itu! Lupakan aku dan jangan pernah memintaku kembali, karena saat aku bersama mu dengan kericuhan tante mu itu membuatku tidak nyaman! Camkan itu Julian!" Umpat Alixe, Julian mencoba tak membalas kalimat apapun yang membuatnya sangat merasa sakit. Alixe terus menerus berceloteh, ia terdengar mengungkapkan segala permasalahan yang menjadi masalahnya selama hidup bersama Julian.
"Dengar Julian, kau tak akan mendapatkan istri sebaik dan secantik apapun jika hidup mu masih saja di bayangi kegilaan tante mu itu!" Pekiknya, "Tut .. Tut" Julian melihat layar ponselnya, ternyata panggilan yang sedang berlangsung itu di putuskan oleh Alixe.
Julian mendudukkan tubuhnya di atas sofa, rasa sakit atas hinaan yang Alixe berikan itu di balas olehnya dengan senyuman. Julian tak menyangka jika kekasihnya mengutarakan semuanya, Julian pun kembali mengusap d**a bidang miliknya, ia tetap mencoba untuk bersabar.
Ting!
Sebuah pesan pun masuk kedalam ponsel miliknya,
"Terimakasih Julian, Terimakasih sudah memberiku waktu untuk mengenal mu! Aku tidak sanggup jika harus selalu menunggu dan menunggu! Aku tidak mau selalu mengurusi sesuatu yang tidak seharusnya aku urus!" ~ Lovely Alixe ❤
Namun saat Julian mencoba membalasnya, "Message is Blocked" Alixe memblok semua akses Julian, Julian tersenyum miris meratapi nasib buruknya. Ia selalu berjuang untuk kebahagiaan Alixe, bahkan Julian selalu bekerja keras dan menuruti keinginan Alixe, barang apapun yang Alixe minta selalu saja ia turuti.
"Maafkan Aku Alixe, jikalau pun kamu memintaku untuk memilih diantara dirimu dan Tante Amelia, aku akan tetap memilih tante ku! Dia orang yang merangkul diriku dan Ameer, walaupun Tante ku depresi tetapi dia tetap berusaha untuk mengingat kami! Aku mencintai dan menyayanginya melebihi apapun! Dan kau tak berhak mencaci, mengumpat dirinya! Tuhan memberitahu ku bahwa kau sudah tidak baik untuk ku!" Ungkap Julian, ia bergumam lirih di dalam hatinya. Batin nya terasa sakit akan kenyataan yang sudah seharunya ia hadapi saat ini, akan tetapi hal ini membuatnya yakin jika dirinya sudah seharusnya berpindah tempat.
"Julian! " Panggil Amelia, telinga Julian mendengar sayup-sayup seseorang memanggilnya. Julian pun segera berlari menuju kamar Amelia, "Julian!" Panggilnya berulang.
"Ini Julian Tante, "
"Tante rindu Ameer dan Marcel!" Ucapnya pelan.
"Tante, Julian ingin membicarakan satu hal!" Sela nya, ia pun duduk di ujung kaki Amelia dan berhadapan dengan tubuh Amelia.
"Apa itu?" Tanya Amelia.
"Julian ingin kita menghampiri Ameer dan Marcel, mm... Maksud Julian .." Ia seakan ragu mengatakan kepindahannya, Amelia mengerutkan dahinya dan Julian sangat takut jika Amelia balik menyerang Julian karena merasa tidak setuju dengan rencana Julian, dan akhirnya Julian pun terdengar sedikit berbohong kepada Amelia.
"Kenapa?" Tanya Amelia.
"Begini Tante, bisakah kita sementara berlibur di Inggris?" Tanya Julian.
"Inggris? Lalu siapa yang menjaga rumah ini?" Tanya Amelia.
"Alixe! Alixe akan menjaganya!" Sahut Julian.
"Ya Sudah kamu saja yang pergi, biar Tante di temani oleh Alixe di sini!" Ujarnya.
"Mm, bukannya tante merindukan marcel dan Ameer?" Tanya Julian sedikit membujuknya, Amelia cukup cerdas, ia terlihat tak segampang itu untuk percaya.
"Tidak! Biar mereka pulang! Tante tidak mau ikut! Tante tidak mau meninggalkan rumah ini!" Tukasnya kembali.
"Mereka sedang merasa sibuk, maka dari itu kita saja yang pergi menemui mereka!" Ucap Julian kembali membujuk Amelia, Amelia terlihat berpikir.
"Tidak, biar mereka saja pulang kemari! Agar aku merasa jika mereka memang tidak melupakan aku!!" Ucap Amelia dengan tegas.