Julian Menggelengkan kepalanya pelan, ia nyaris kehilangan ide untuk membujuk Amelia agar mau ikut dengannya. Akhirnya Julian mengatakan kandasnya hubungan dirinya bersama Alixe, Julian mengatakan banyak sekali perbedaan pendapat diantara dirinya dan Alixe . Hal lain di tunjukkan oleh Amelia, ia tertawa terbahak-bahak saat menanggapi cerita dari Julian.
"Kenapa Tante tertawa?" Tanya Julian, "Apakah ada hal lucu?" Tanya nya kembali.
"Tidak! Aku sudah menduga Julian bahwa kau dan dia tak akan berakhir dengan pernikahan, dia sosok yang sangat keras. Bahkan dia sosok wanita bermuka dua untuk mu!" Ujar Amelia, Julian terlihat seakan tak mengerti dengan maksud dari pembicaraannya bersama Amelia.
Julian menarik kedua alisnya, "Aku tak mengerti!" Gelengan kepalanya menunjukkan bahwa dirinya benar-benar tidak mengerti dengan ucapan sang tante.
"Jika kau tidak ada, dia selalu memarahiku. Mengikatku dan mencubit ku, saat menyuapi ku dia menyuapiku dengan kasar!" Ucapnya lirih, Julian pun mengerutkan dahinya, "tapi walaupun begitu, kebaikannya pun melekat di hatiku. Mungkin dia kesal karena waktunya habis dengan mengurus ku! Tidak apa Julian, kau tak usah marah!" Sambung Amelia.
Julian menundukkan kepalanya, "Maafkan dia tante!" Ucapnya dengan pelan, matanya sendu menatap wajah Amelia.
"Its okay Julian, Tante mu ini Gila! Mm, sedikit tidak waras walaupun itu terkadang! Tapi dengarkan aku, aku menyayangi mu dan aku tidak mau kau meneruskan hubungan dengan wanita itu! Kau akan mendapatkan wanita yang sangat mencintaimu, dengar Julian kau akan mendapatkan seorang istri yang baik!" Tutur Amelia sembari memeluk Julian.
"Aamiin, Tante aku mengajak mu pergi bersama ku ke Inggris agar aku tenang! Aku tidak mungkin meninggalkan mu di sini sendirian, tolong mengertilah!" Ucap Julian seraya memohon.
"Pergilah Julian, aku tidak apa-apa jika memang harus sendirian disini!"
"Tante mau membuat Julian mati karena merasa khawatir! Tolonglah Tante, aku mohon!" Ucap Julian
"Hanya sekedar berlibur, tidak menetap di sana! Ini rumah mu dan Ameer tidak ada orang yang bisa merenggutnya dari mu!" Tutur nya kembali tegas, Julian mengangguk pelan di iringi senyuman. Ia terpaksa berbohong dengan mengatakan hanya berlibur dan Amelia terlihat mempercayai Julian, "Kapan kita ke Inggris?"
"Aku akan menghubungi Marcel terlebih dahulu!" Ujar Julian,
Amelia mengangguk pelan, "Baiklah, tidurlah ini sudah sangat larut! Kau harus banyak istirahat. Tidak usah lagi memikirkan Alixe, Tuhan sangat menyayangi dirimu! Dia menunjukkan siapa Alixe dan apa Alixe baik untuk mu!" Julian mengangguk pelan, ia pun mencium kening Tantenya dan berpamitan untuk masuk kedalam kamar miliknya
Setelah Julian hilang dari pandangannya, Amelia menangisi nasib Julian. Sepertinya Julian memang memiliki nasib yang sana dengan nya, "Aku merasakan hal itu Julian, tinggal tanpa ikatan pernikahan bukanlah hal baik! Dia meninggalkan ku dengan anak yang berada di dalam kandungan ku dan saat aku mencari tahu mengenai dirinya ... Ternyata ... " Air mata Amelia jatuh mengalir dengan deras, masa lalu yang rumit membuatnya nyaris menjadi orang yang sangat Gila.
Di balik pintu, Julian mendengar keluhan Amelia. Ia menangis dan bertekad untuk mencari tahu siapa sosok lelaki itu, "Tante kau tidak akan merasakan hal itu lagi, aku tidak akan mengkhianati istriku kelak. Aku akan memperlakukan wanita sesuai yang kau ajarkan, kau adalah penyemangat ku, kau alarm ku, kau benar-benar menjadi bagian di dalam kehidupan ku! Kau dan Ameer segalanya bagiku!" Air mata Julian kembali menetes, Julian pun memilih untuk segera masuk kedalam kamarnya.
Keesokan harinya...
Tante .... Kak Julian ....
Suara seseorang yang tak asing itu terdengar samar di telinga Julian, matanya masih terpejam namun suara itu membuat matanya seketika terbuka. Ia menoleh jam yang berada di sampingnya, jam 10 waktu Amerika itu membuat tidurnya memang sangat nyenyak. Baru saja Julian bangun dengan waktu yang sangat siang, ia menggeleng pelan dan berpikir jika suara Ameer adalah mimpi belaka.
Julian menggeliatkan tubuhnya, "Kak Julian!" Panggil Ameer, Julian mengerutkan dahinya seolah tak percaya jika sosok Ameer ada di hadapannya.
"Sedang apa kau disini? Dengan siapa kau melakukan penerbangan?" Tanya Julian, tatapan kesal di berikan olehnya untuk Ameer.
Plak, Plak ... Julian mencoba menampar pipi kanan serta pipi kirinya dan berharap jika ia hanya sedang bermimpi, "Aw Sakit Ternyata!" Keluhnya kembali, Ameer sedikit tertawa melihat tingkah kakaknya.
"Mengapa kau tertawa? Dan mengapa kau bisa di sini?" Tanya Julian.
"Nona itu yang mengajak ku, semalam aku sudah berada di sini kak. Dia melakukan penerbangan menggunakan pesawat pribadi dan hanya cukup 7 jam untuk kami sampai di sini!"
"Lalu dimana Nona kaya itu? " Tanya Julian.
"Dia sedang ada urusan, aku meminta ijin kepada nya untuk menemui mu!" Sahut Ameer, ia duduk di hadapan Julian. Ameer terlihat jauh lebih tampan dari sebelumnya, bahkan pakaian yang ia pakai sekarang adalah pakaian berharga mahal. Julian mendesis melihat perubahan adiknya itu, senyuman Ameer menandakan bahwa dirinya memang terlihat sangat bahagia.
"Kenalkan aku dengan nya! Aku ingin mengucapkan rasa terimakasih ku padanya, dia wanita yang baik yang mau menerima mu apa adanya!" Ucap Julian.
"Bila sudah waktunya, aku akan mengenalkan dirinya pada mu! Percayalah pada ku mereka orang-orang baik Kak, aku aman berada di dekat mereka!" Ujar Ameer.
Ameer pun menjelaskan bahwa dirinya dan Meghan hanya sebatas partner dalam mendengarkan keluh kesahnya, "Nona itu wanita yang sangat berkelas, dengar-dengar dia wanita muda terkaya di Inggris. Tetapi aku melihat banyak sekali permasalahan di dalam kehidupan nya, aku merasa kasihan dengan nya kak!" Jelas Ameer.
"Dia wanita yang baik, dia bilang padaku, kau tak usah sungkan jika membutuhkan apapun! Dan dia bilang jika aku lelaki yang baik untuknya!" Jelas Ameer kembali, Julian pun merasa senang dengan cerita yang di ucapkan oleh Adiknya. Walaupun sebenarnya sosok Meghan di matanya adalah gadis yang buruk, itu semua karena Julian tak tahu jika sosok Nona yang di maksud oleh adiknya adalah wanita yang sama yang ia kenal.
"Mm, Baiklah Ameer! Aku akan sedikit cerita!"
Ameer menyahutinya dengan kedipan matanya, "Cerita apa?"
"Mengenai kepindahan ku bersama Tante Amelia!"
"Hah, Pindah? Sungguh kah? " Teriak Ameer, namun Julian menepuk pelan tangannya.
"Tidak usah berteriak!! Tante Amelia tak tahu, yang ia tahu kita hanya berlibur saja!" Ucap nya kembali dengan pelan, Ameer menutup bagian mulutnya dan mencoba memahami kalimat yang di ucapkan sang kakak.
"Baiklah! Lalu kapan?" Tanya Ameer.
"Aku harus menyiapkan uang terlebih dahulu untuk membeli tiket pesawat! Ucap Julian.
Ameer mengambil ponsel miliknya, ia segera menekan tombol aplikasi untuk transfer uang. Ia menekan jumlah yang ingin ia kirim, "Aku sudah mengirimkan uang ke Rekening atas namamu! Kau bisa membeli tiket pesawat itu dengan uang itu, aku mohon Kak tidak usah banyak bertanya lagi!!" Ucap Ameer tegas.
"Baiklah jika seperti, terimakasih Ameer. Nanti di saat kakak sudah memiliki uang, kakak akan gantikan uang mu yang di pakai oleh kakak!" Ucap nya kembali.
"Tidak usah kak! Bahkan kakak sudah melakukan banyak hal untuk ku!" Sahut Julian.
Drrt... Drrt... Ponsel Ameer bergetar, "Nona M" Panggil Ameer, Ia pun terlihat menerima panggilan dari Meghan.
"Halo Nona!" Sapa Ameer.
"Dimana kau? Cepat pulang ke Hotel,"
"Aku sedang menemui kakak ku, baiklah sebentar lagi aku pulang!" Ucap Ameer.
"Oke! Aku tunggu! Tapi sebelumnya aku akan melihat keberadaan rumah milik ku! Aku ingin kau sudah berada di hotel sebelum aku pulang!" Pinta Meghan, Ameer mengangguk pelan.
"Baik Nona, Aku akan pulang sebentar lagi! See You!"
Tak lama kemudian Ameer menutup panggilannya, rasa penasaran Julian sangatlah besar. Ia ingin sekali melihat wajah nona muda yang di maksud oleh Ameer, "Kakak Aku pulang ya!"
"Pulang ke Hotel?" Tanya Julian kepada Ameer, Ameer menganggukkan kepalanya.
"Ya sudah hati-hati, kau sudah menemui tante Amelia?"
"Belum, nanti saja tadi Tante sedang di dalam kamarnya!" Sahut Ameer.
"Baiklah, jaga dirimu baik-baik ya Ameer!" Ucap Julian sembari memeluk tubuh Ameer, Ameer pun membalas pelukan yang diberikan oleh Julian.
Dalam hati Julian, "Aku harus mencari tahu sosok Nona itu! Aku takut jika kebaikan yang di berikan olehnya malah membuat adik ku susah! Biar aku saja yang bekerja untuknya! Kasihan Ameer, dia masih merindukan kami pastinya! Tetapi, Nona itu seenaknya memberikan perintah!" Julian mengantarkan Ameer hingga menuju gerbang miliknya.