Meghan sudah benar-benar menolak wawancara yang akan di lakukan oleh Julian, di sana Hun memberikan berbagai cara untuk membuat Meghan mau meminta maaf kepada Julian. Kebetulan stasiun televisi yang menjadi tempat Julian bernaung ini adalah stasiun televisi paling besar di dunia, siapapun Artis yang menjadi narasumber oleh stasiun televisi itu mendapatkan bayaran yang cukup mahal. Namun, tidak untuk Meghan uang bukanlah segalanya. Meghan memilih untuk menolak dan alasan Meghan menolak adalah Meghan merasa privasinya di ganggu oleh Julian walaupun sebenarnya tidak sama sekali.
Saat ini Mood Meghan sangatlah hancur karena sudah beradu mulut bersama Julian, Julian sendiri merasa aneh melihat sikap Meghan yang seperti itu. Jelas-jelas Julian tidak sengaja melihat pemotretan yang di lakukan oleh Meghan di suatu tempat, namun Meghan mengira bahwa dirinya selalu di buntuti oleh Julian.
Dua hari pun berlalu, Ameer dan Marcel mengantarkan Julian menuju Bandara. Sebelumnya Ameer sudah meminta ijin kepada Julian untuk tetap melanjutkan pekerjaannya di Inggris dan Julian mengijinkannya, Julian pun pulang dengan perasaan yang sangat kecewa. Julian pulang dengan atau tanpa membawa hasil yang maksimal, sebenarnya Stasiun televisi ini memiliki misi untuk mendongkrak nama stasiun televisinya melalui nama Meghan sendiri.
Julian memeluk adiknya dengan erat, "Katakanlah pada kakak, kau tidak akan mengecewakan kakak! Tidak akan nakal dan tidak akan membuat Marcel susah!" Ucapnya sembari berbisik, Ameer hanya mengangguk pelan. Bagi Ameer bekerja bersama Meghan adalah sebuah kenakalan dan sudah di pastikan Julian akan marah jika mengetahui hal itu.
Julian beralih memeluk Marcel, "Aku titip Ameer ya! Ingat kalau dia nakal, marahi saja jangan kau menutupi kenakalannya!" Ucap Julian pelan.
"Iya Julian, salah dengan Tante Amelia. Dua bulan lagi aku akan menemuinya, ingat Julian kau harus terus menerus mengajaknya bicara!" Ucap Marcel, walaupun Marcel bukanlah keponakan yang sesungguhnya, tapi Marcel sangatlah menyayangi dan mencintai sosok Amelia seperti ibunya sendiri. Ketiga lelaki ini selalu bertekad membuat Amelia sembuh dari depresinya dan mereka bertiga memiliki mimpi yang sama, yaitu membahagiakan Amelia yang selama ini selalu memberikan cinta dan kasih sayang nya.
Julian melepaskan pelukan nya, ia pun segera melangkahkan kakinya untuk menuju pesawat. Kebetulan sebentar lagi jam penerbangan nya akan segera di mulai, Julian melambaikan tangannya dan mereka membalas lambaian tangan dari Julian.
"Kak Marcel!" Ucap Ameer seraya memanggil Marcel.
"Apa? Kau sedih ya? Kenapa tidak pulang saja bersama Julian?" Ameer menggeleng, "Kau harus mengesampingkan rasa sedih mu, aku pastikan kau akan sukses melebihi aku!" Sambung Marcel.
"Iya Kak! Aku ingin segera membawa Kak Julian dan Tante Amel untuk tinggal di sini bersama ku! Rumah yang kami tinggali sudah beberapa kali di gugat oleh orang yang mengaku adalah pemiliknya. Dan jika benar, aku akan membawa mereka! Aku akan memberikan rumah tersebut kepada orang itu!" Ujar Ameer.
Marcel menghentikan langkahnya, membalikan tubuhnya dan menatap wajah Ameer, "Yakinlah dirimu akan mampu mendapatkan itu semua! Kau hanya harus tenang dan selalu berdoa! Sudah cukup kakak mu membelikan apapun yang kamu mau, sekarang kamu lah yang harus bisa memberikan apapun yang menjadi kebutuhan kakak mu!" Ucap Marcel penuh keyakinan.
Ameer memejamkan matanya, "Aku pasti bisa!" Sahutnya sembari tersenyum, "Makasih Kak Marcel! Berkat kakak aku mendapatkan pekerjaan ini!"
"Ameer, lihat aku! Jika nanti kau memiliki apapun, aku hanya minta jadilah Ameer yang aku kenal! Jadilah Ameer yang penyayang dan penurut, jangan pernah hilangkan itu dari dalam dirimu!" Ucapnya kembali, Ameer pun memeluk Marcel dan Marcel membalas pelukannya. Marcel mengusap rambut belakang Ameer, ia memang seolah merasa memiliki Adik.
"Aku memiliki uang sekitar 10.000 Poundsterling? Apakah cukup untuk membeli apartemen sepertimu?" Tanya Ameer sembari berjalan.
"Mm, kalau menurutku terlalu nanggung! Kau simpan dulu! Ada uang tabungkan lagi, dan beli Apartemen yang memiliki kamar 3 unit!" Ucap Marcel sembari terlihat berpikir.
"Ya sudah kalau begitu, aku berikan saja dulu seribu untuk ku membayar sewa karena ikut tinggal bersama mu!" Ucap Ameer.
Marcel sendiri mengerutkan dahinya, "Tidak! Kau simpan saja! Kebetulan unit itu sudah menjadi milik ku, aku sudah tidak menyewa nya lagi!" Tukas Marcel.
"Waw, dua tahun berada di Inggris kau mampu membeli semua itu!" sahut Ameer sembari mendesis pelan.
"Kau akan lebih dari ku! Di saat hal seperti itu terjadi, berjanjilah padaku bahwa kau tidak akan melupakan aku!" Ucapnya sembari mengulurkan tangannya seraya bersalaman bersama Ameer, Ameer tertegun mendengar satu persatu nasihat yang di berikan Marcel padanya.
"Aku seperti ini sekarang karena pengorbanan Tante dan kakak mu!" Ucap Marcel kembali, ia membendung air matanya seakan menahan rasa sedih itu.
"Terimakasih lagi Kak Marcel, karena mu lah aku selalu berpikir untuk tetap mendewasakan diri!"
"Kau adik ku dan anggaplah aku ini kakak mu! Kita sedih bareng, susah bareng dan kelak senang pun harus bareng!" Ujar Marcel sembari tersenyum.
Di dalam sakunya itu, ponsel Ameer bergetar hebat. Ameer pun segera merogoh sakunya dan mengambil Ponselnya tersebut, sebuah panggilan dari nomor yang tidak di kenal sama sekali membuat Ameer enggan menerima panggilan tersebut.
Ting!
"Ini Aku Meghan!" ~ 3268xxxxx
Sungguh pesan dari Meghan membuat mata Ameer terbelalak, "Ya Tuhan!"
"Kenapa?"
"Gadis kaya itu menghubungiku memakai nomornya?"
"Gadis?" Tanya Marcel terkejut.
"Iya, bukankah aku sudah mengatakan bahwa wanita itu masih muda!" Ucap Ameer.
"Aku sama sekali tak menyadari cerita darimu!" Sahut nya.
"Ya sudah ayo jalan lagi!" Ajak Ameer, Marcel mengerutkan dahinya. Ia tak mengerti dengan apa yang di ucapkan oleh Ameer, Marcel pun kembali mengikuti langkah Ameer dan melupakan ucapan Ameer.
Ameer terlihat sibuk dengan ponselnya, sepertinya Meghan sedang menghubunginya melalui panggilan suara.
Di tempat lain, Ayah dari Meghan sedang duduk bersama dengan kekasihnya itu. Wanita yang terlihat sangat cantik itu adalah calon ibu tiri dari Meghan, ia terlihat sedang merengek di hadapan Jody. Bukan menginginkan harta, tapi ia ingin Jody mempertemukan dirinya bersama Meghan.
Ia ingin mengenal Meghan lebih dekat lagi, namun Jody sangat tahu bahwa sikap Meghan yang selalu tak bersahabat dengan orang yang baru saja di kenalnya. Apalagi kali ini kasusnya lumayan sulit dan Jody takut jika calon ibu tirinya itu malah merasakan sakit hati atas sikap yang nantinya Meghan tunjukkan.
"Jujur sayang, Aku sangat mengagumi sosok anak mu! Gadis cantik itu menjadi role mode untuk ku!" Ucap Clarin.
"Tapi dia tak mengagumi mu sebagai kekasihku! Dia membencimu Clarin! Dia menganggap mu wanita yang menghancurkan hubungan ku dengan istriku, walaupun sebenarnya tidak seperti itu!" Tegas nya, Clarin terdiam.
"Meghan Anak ku bukanlah anak yang biasa dan mampu menerima hal baru, dia terlihat baik namun tidak sebenarnya!"
"Dan sesekali aku harus menceritakan keburukan anak ku pada mu agar kau lebih berhati-hati!" Ujar Jody, tidak ada balasan apapun dari percakapan ini. Wajah Clarin terlihat tegang, Clarin segera mencoba menenangkan dirinya.