MJ - CHAPTER 9

1029 Kata
Sore hingga malam pun Ameer sendiri masih tetap bersama dengan Meghan, di sana Ameer tertidur dengan sangat pulas. Ameer dan Meghan tidak melakukan hubungan badan itu, Ameer merasa lelah karena menahan nafsunya yang terasa menggunung. Meghan terlihat duduk di atas ranjang berukuran besar itu, di sana Meghan menatap lembut wajah Ameer yang tertidur di atas sofa. Meghan tersenyum miris, sembari menatap lekat wajah Ameer ia pun beranjak dari atas tempat tidurnya. Ia memakai kimono kain miliknya itu, ia pun berjalan melangkahkan kaki nya dan menghampiri Ameer yang sedang tertidur. Meghan mengusap wajah Ameer, dalam hatinya Meghan berbicara. "Kau Tampan, kau baik tapi hidupmu penuh Nafsu dan aku tak menyukai lelaki seperti mu! Aku hanya senang melihat lelaki seperti mu menderita." Ia menempelkan tangannya tepat di atas b***************n milik Ameer, mengusapnya lembut. Ameer merasakan sentuhan itu, bayangan Meghan tersimpan di dalam mimpi khayalannya. "Mmmm, Meghan!" Lirih Ameer memanggilnya, mata Ameer terlihat terpejam namun bibirnya mengucap tegas nama Meghan. Di bawah alam sadar milik Ameer tangan lembut miliknya menyentuh lembut pipi Meghan, tak hanya pipinya, Ameer pun menciumi wajah Meghan. Meghan membuka serta menutup matanya berulang, menikmati setiap sentuhan Ameer. napasnya terdengar memburu saat merasakan tangan Ameer menyelinap masuk ke dalam lubang surgawi dan tak lepas menyentuh serta memainkan tumpukan gunung kenyal pada dadanya. Tatapan aneh itu terlihat saat Ameer mulai meremas dadanya lagi, kali ini Ameer tak lupa memainkan puncak d**a Meghan dan melumat bibir merah merona milik Meghan. Ahhh Ahhhh Desahannya membuat hati Ameer bergetar hebat, saat merasa puas dengan bibir Meghan, Ameer pun kembali menyapu habis dan menjilat bagian leher Meghan. Meghan menggeliat serta menahan gejolak aneh di dalam tubuhnya dan Ameer sangat menyukai permainan yang diberikan oleh Meghan. Ameer terus menerus menjilat leher Meghan, mengecup lembut leher Meghan dan tak lupa memberikan tanda kissmark di leher jenjang milik Meghan. Kali ini Ameer sudah memasukkan batang kepemilikan miliknya itu kedalam lubang surgawi milik Meghan, Ameer segera menikmati sempitnya lubang kenikmatan milik Meghan. "Ahh... Ahhhh... Yes Megh! Iyes!" Racau Ameer yang sedang menikmati mimpi indahnya, "Ahh Meghan! You're so Beautifull! I Love You, " Racau Ameer membuat Meghan terlihat tersipu malu, karena melihat pemandangan yang tak biasa baginya. "Ahh I Like It!" Racau nya kembali, diam-diam Meghan menyaksikan mimpi indah Ameer. Ia semakin menyukai apa yang di lakukan oleh Ameer, ia merasa berhasil membuat lelaki manapun mengidolakan tubuh indahnya. Memang sebelumnya Meghan merasa penasaran dengan bentuk dan ukuran milik Ameer, namun yang Meghan dapat adalah sebuah pemandangan yang sangat membuat nya tersipu kembali. Meghan menarik kursi dan duduk tepat di hadapan Ameer, Meghan duduk lalu menumpukkan kedua kakinya bersamaan. Di sana Meghan menyaksikan aksi mimpi b*******h ala Ameer, Ameer tak henti menyebutkan nama Meghan. "Ah Meghan, kenapa dengan tubuh mu? Rasanya tubuhnya semanis madu, Strawberry merah di kebun ku pun kalah dengan tubuh Indah mu bahkan kau benar-benar melebihi cantik nya seorang putri kerajaan!" "Sungguh beruntung jika Aku memiliki mu!" Ia meracau, bahkan berulang kali ia memuji kecantikan hingga keindahan tubuh Meghan. Meghan tertegun melihat tingkah Ameer, bahkan kalimat yang Ameer ucapkan membuat hatinya melayang tinggi. Namun, lagi dan lagi Meghan tak pernah percaya dengan ucapan seorang lelaki. Tatapan miris pun diberikan olehnya, "don't trust anyone, Megh!" Ucapnya, "Semua lelaki sama termasuk Jody!" Tambahnya kembali dengan tatapan yang sangat sinis. "Ah ah!" Currrrrrrr.... Air kenikmatan yang keluar dari alat kejantanan Itu membasahi celana Ameer, Meghan menatap lekat tubuh Ameer yang sedang bergetar hebat. "Ameer!" Panggil Meghan pelan, suara Meghan terdengar samar dan berdengung di telinga nya. Ameer mencoba menyelaraskan pandangannya, mencoba mencari sumber suara di sana. "Ameer! Ameer!" Panggilnya kembali, Ameer mencoba bangun dari setengah posisi tidurnya. Ameer terkejut saat melihat wajah Meghan yang berada tepat di hadapannya, Meghan menatap dingin ke arahnya. Ia menyunggingkan bibirnya, "Kenapa? Lanjut aja Meer!" Ucap Meghan. "Mmm, Maaf Nyonya!" Ameer merasakan bahwa celana nya sudah basah, bahkan cairan itu terasa lengket. Meghan tertawa saat melihat wajah Ameer yang sedang kebingungan, bahkan ia terlihat menahan malu. Ameer pun menundukkan kepalanya, "Maaf Nyonya! Tadi aku .. " Meghan beranjak dari duduknya lalu berdiri, "Tidak apa-apa!" Ia mendekati Ameer, membuat Ameer berdiri di hadapannya. "Buka celana mu!" Titah Meghan. "Mmm, sekarang Nyonya?" "Tidak! Esok saja!" Pekik Meghan, "Ya sekarang lah!" Ujar Meghan kembali. Tangan Ameer bergetar saat akan membuka kancing serta resleting miliknya itu, "Tidak usah malu, " Ucap Meghan, Meghan terlihat memegang ponsel miliknya itu dan segera menghubungi nomor Hun. "Halo!" "Iya Halo, Ada apa Meghan?" Tanya Hun. "Kau dimana?" Tanya Meghan. "Di dalam rumah mu!" Jawab Hun singkat, "Kenapa? Apa kau membutuhkan sesuatu?" Tanya Hun kembali. "Baca pesan ku! Dan cepat kemari!" Setelah memberikan sebuah perintah, Meghan pun mematikan panggilannya. "Ameer simpan celana mu di sana dan kembali lah duduk!" Titah Meghan, Ameer pun menuruti segala perintah Meghan dan Meghan kembali menunggu kedatangan Hun. Tak lama kemudian Hun masuk kedalam kamar Meghan, Hun terkejut saat melihat Ameer yang duduk tanpa menggunakan celana berjenis jeans itu. Ameer hanya menggunakan kaos dan duduk sembari menundukkan kepalanya, "Hun! Berikan pakaian itu pada nya dan buang celana miliknya, di sana tersimpan cairan Najis!" Ujar nya penuh amarah, entah mengapa emosi nya naik sederastis itu. Hun pun terlihat kebingungan saat melihat sikap Meghan, apalagi Ameer yang merasa sangat malu karena melihat kemarahan Meghan. Jantungnya memompa keras, nafasnya pun terasa berat saat ingin di hirup olehnya. "Meghan, aku akan urus! Kau beristirahat saja!" Ucap Hun. "Siapa yang menyuruh mu memerintahku seperti itu? Dasar bodoh!" Ujar Meghan kembali, "Kau yang harusnya keluar, biarkan Ameer tetap bersama ku!" Hun menggelengkan kepalanya pelan, Hun tak mengerti mengapa Meghan bersikap seperti itu bahkan kali ini kemarahan Meghan beralih kepada Hun. "Keluar!" Titah Meghan sembari menunjukkan tangannya kearah pintu, Hun memutarkan matanya. "Untung sayang! Kalau tidak sudah aku jadikan isi Sandwich daging mu itu!" Gerutu kecil Hun sembari berjalan keluar, "Dasar Meghan!" "Tuan Hun, kenapa?" Tanya Jessi. "Nyonya mu itu memang Gila!" Celetuknya. "Mmm, Maksud mu Nyonya Meghan?" Tanya Jessi kembali. "Bukan Nyonya Hun! Ya iya lah! Kau ini!" Ucapnya sembari menggeleng pelan, "Jessi, Panggil pelayan Spa! Suruh mereka memberikan pijitan lembut untuk ku!" Titah Hun sembari menyenderkan kepalanya di bahu sofa besar itu, Jessi pun merasakan hal yang sama. Ia merasa jika Hun sangat bersikap aneh, sama hal nya dengan sikap Nyonya besarnya itu.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN