Hari-hari yang di lalui Julian sangatlah terasa berat, setiap harinya ia selalu mencari dan mencari pekerjaan. Sampai saat ini dia tak memberitahu Adiknya ataupun kekasihnya mengenai masalah pemecatan dirinya, ia tak mau menambah beban pikiran Ameer ataupun Alixe. Apalagi Alixe memiliki harapan yang sangat besar dari Julian, Alixe selalu meminta nya untuk segera menikahinya. Walaupun sebenarnya Alixe hanya sedang mencoba mencari celah agar Julian mundur dari hubungan yang sudah mereka jalani sekian lamanya, Alixe terlihat baik namun sebenarnya dia wanita yang sangat tidak baik.
Hari itu sinar dari terik matahari terlihat sangat menyengat, Julian terlihat turun dari dalam mobil tua miliknya. Sudah beberapa lamaran pekerjaan ia datangi, namun tak jua ia temui perusahaan yang mau menerimanya.
Julian merasa sangat frustasi, ia mencoba menghubungi Marcel. Ia berniat untuk meminta tolong agar Marcel dapat memberikannya pinjaman, namun saat Julian menghubungi Marcel, tak sengaja Ameer lah yang menerimanya.
"Halo, Marcel! Bisakah kau memberiku pinjaman! Aku sedang membutuhkan uang, tolong aku Marcel."
"Marcel, Halo!"
"Halo?"
Marcel keluar dari dalam kamar mandi, setelah itu Ameer pun segera meminta nya untuk berbicara dengan Julian. Pengeras suaranya pun di aktifkan, "Halo Julian!" Sapa Marcel seraya menjawab sapaan Julian.
"Halo Marcel,"
"Maaf Julian sepertinya sinyal ku tadi tidak mendukung, kau terdengar sangat cemas? apa ada hal yang sangat penting?" Tanya Marcel memastikan.
"Marcel aku ingin bercerita! Tapi kau janji, kau tidak akan menceritakan apapun kepada Ameer!"
"Kenapa? Kenapa aku tidak boleh menceritakan padanya?" Tanya Marcel, Ameer terlihat memberikan kode pada wajahnya agar Marcel menanyakan hal itu.
Helaan nafas dari Julian sangat terdengar di dalam ponsel itu, "Aku merasa kasihan karena dia baru saja mendapat pekerjaan, Aku tak mau membebaninya Marcel!" Ujar Julian, nada suaranya terdengar sangat pilu.
"Baiklah, katakan Julian. Apa yang membuat mu gusar? Ceritakan padaku!" Ucap Nya.
"Aku di pecat, aku tak punya sama sekali uang. Terakhir aku memiliki uang, aku belikan obat untuk tante Amel." Ucapnya, "Aku sudah mencari beberapa pekerjaan, namun tak ada yang mau membantu menerimaku!" Sambungnya bersedih, Ameer memegang dahinya.
"Julian benarkah?"
"Aku berani bersumpah Marcel! Bahkan saat ini, aku tak memiliki uang berapapun! Aku tak mengkhawatirkan diriku, aku mengkhawatirkan Tante Amelia." Jelas nya kembali.
"Julian, sudahlah kau ikut aku saja disini! Kau bisa mencari pekerjaan atau biarkan aku mencarikan mu pekerjaan yang sesuai untuk mu! Please Julian, aku mohon! Jangan membuat ku mengkhawatirkan mu dan Tante Amelia" Ucap nya kembali, Ameer terlihat mengangguk seakan menyetujui apa yang di ucapkan oleh Marcel.
"Aku bingung Marcel," ungkap Julian pelan, "Aku bingung sekali!" Tambah Julian, Marcel tahu betul dengan keadaan Julian karena suaranya terdengar sangar kebingungan.
"Bingung?" Tanya Marcel, "Bingung kenapa lagi Julian? Ikhlaskan rumah itu, biarkan mereka merenggutnya dan hiduplah dengan Julian yang baru disini! Ajak Tante Amelia, kita wujudkan mimpi kita bertiga bersama! Mimpi untuk membuat Tante Amelia sembuh dan merasa bahagia." Ucap Marcel, Julian tak mengatakan apapun. Ia hanya terdiam, "Come On Julian, Move on and get Up!" Tambah Marcel.
"Pikirkanlah bagaimana masa depan mu di sana? rumah itu sudah tidak baik untuk kau tinggali bersama Tante Amelia!" Saran Marcel di dengar baik oleh Julian.
"Baiklah aku akan memikirkan hal itu lagi, mungkin saja kali ini aku memang harus berpindah tempat! Marcel kalau kau tidak keberatan, aku membutuhkan uang. Bisakah aku meminjam padamu! Aku mohon!" Marcel menatap Ameer, Ameer menganggukkan kepalanya seraya meminta Marcel mengiyakan permintaan kakaknya. Lalu Marcel pun mengiyakan keinginan Julian, Julian terdengar sangat bersyukur atas apa yang diberikan oleh Marcel.
"Ya sudah akhiri dulu panggilannya ya, setelah ini aku akan mengirimkan uangnya. Kau tenang, pulanglah dan jaga Tante Amelia." Ucap Marcel, "Oh Iya, Julian salam kan salam ku pada Tante Amelia" tambahnya kembali.
"Terimakasih Marcel, entah harus bagaimana lagi aku membalas apa yang kau berikan padaku! Sepertinya aku sudah mulai kesulitan membalas pemberianmu!" jawab Marcel, "Aku akan menyampaikan itu semua Marcel dan Tante Amelia pasti akan sangat senang!"
"Terimakasih sekali lagi Marcel, doakan aku agar aku dapat membalas kebaikan mu semua!" ucap nya Sendu.
"Julian! Sudahlah! Bukankah kita saudara!" Ucap Marcel, "Saudara tidak pernah memandang lemah saudaranya, ingatkah siapa yang membuat ku seperti ini?" Tanya Marcel.
"Terimakasih Marcel, sekali aku ucapkan banyak-banyak terimakasih!" Ucap Julian.
"It's Okay tenanglah!" Panggilan pun berakhir, Julian terlihat meneteskan air matanya. Julian benar-benar merasa sangat bahagia memiliki orang seperti Marcel, ia tak pernah menolak apapun permintaan dari Julian. Walaupun saat ini Ameer lah yang memberikan uang untuk Julian, namun di mata Julian Marcel lah yang tetap mengirimkan untuknya.
Ting! Sebuah pesan masuk kedalam ponsel milik Julian, Julian pun segera membukanya.
"Aku sudah mengirimkan uang, Julian aku harap kau secepatnya memikirkan kepindahan mun." ~ Marcel.
Julian Replay, "Besok akan aku kabari mengenai hal ini, aku akan mengajak Tante Amelia untuk membicarakan hal ini."
"Baiklah, aku harap kalian selalu sehat!" ~ Marcel menjawab.
Di tempat berbeda, Marcel dan Ameer terlihat sedang berbincang. Ameer benar-benar merasa sangat sedih dengan keadaan kakaknya, selama ini dia selalu meminta apapun kepada kakaknya dan terkadang permintaan nya selalu saja harus di turuti oleh Julian.
Ameer terlihat membendung air matanya, ia menundukkan kepalanya ke bawah. Marcel terlihat sedang mencoba menenangkan dirinya, "Ingat kau harus benar-benar rajin mencari uang, kasihan kakak mu!" Ucap Marcel sembari mengusap punggung belakang Ameer.
"Aku baru mendengar betapa sulitnya menjadi kakak, semenjak Tante Amelia depresi kakak lah yang menjadi sandaran ku. Aku banyak berhutang padanya! Aku merasa sangat kasihan kepadanya kak Marcel!" Keluh Ameer.
"Saat ini kau hanya harus menjadikan ini semua motivasi! Ingat Ameer, kau dan kakak mu sama-sama orang yang baik dan aku percaya jika dirimu akan selalu diberikan kemudahan oleh Tuhan"
"Ya Kak Marcel aku percaya akan itu, Kak Julian selalu memberitahu ku, dia guruku setelah Papa dan Mama meninggalkan ku! Bahkan Aku beruntung memiliki nya, aku pun merasa beruntung memiliki tante Amel dan juga mengenal mu!" Kalimat itu terucap lirih dari bibir Ameer.
Baru saja sebagian uang yang di milikinya di berikan untuk Julian, tiba-tiba Meghan memberikannya uang kembali. Meghan memang sudah merasa nyaman dengan Ameer, namun Ameer merasa aneh dengan sikap Meghan, walaupun Meghan menyewa dirinya untuk menemaninya. Tetapi, Meghan sama sekali tak ingin Ameer memberikan sentuhan. Bahkan Meghan sendiri enggan untuk menyentuh barang kejantanan milik Ameer, ia hanya senang menatap Ameer dan ia senang jika Ameer mau mendengarkan curhatan dirinya.