46) Semusim

1883 Kata

“Astaga!” seruku setengah berteriak sambil menarik tubuhku dan tanganku refleks mendorong kepala Tante Yanti hingga dia sedikit terjerembab dan terduduk di lantai. “Kenapa, Pras?” tanya Tante Yanti sambil berusaha berdiri. Aku tidak mempedulikan pertanyaanya. Segera kuambil seluruh pakaianku dan dengan sangat tergesa-gesa memakainya kembali, lalu setengah berlari keluar dari kamar dengan sama sekali tidak menggubris teriakan Tante Yanti yang memintaku menghentikan langkah. “Pras kamu kenapa?” teriak Tante Yanti saat mengejarku yang sudah berada di dekat pintu dapur. “Ini salah, Tan!” sergahku, napasnku tersengal dan jantungku dagdigdug tak karuan. Kedua mataku menatap tajam dengan sorot yang mungkin akan dia anggap sebagai kemarahan yang luar biasa. Sejatinya aku memang sedang mara

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN