Namaku Siti Anggraeni. Keluarga dekat biasa memanggil Siti, namun teman, tetangga dan kenalan semuanya memanggil Reni. Saat usiaku 14 tahun, aku sudah dianggap dewasa, maklum di kampung. Beberapa temanku bahkan sudah banyak yang menikah. Aku anak sulung dari tiga bersaudara. Kedua adikku lak-laki masing-masing berusia 12 dan 10 tahun. Kedua orang tuaku hanya petani yang setiap hari mengurusi kebun dan sawah milik orang lain dan kami hidup benar-benar dari penghasilan bapak dan ibuku sebagai petani penggarap. Setelah lulus SMP, aku tidak melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Kendalanya sudah pasti ekonomi. Jangankan untuk biaya sekolah yang lebih tinggi untuk makan sehari-hari pun masih sangat kekurangan. Belum lagi adikku yang sebentar lagi masuk SMP. Aku bisa menyelesaikan