Malam itu Pak Wijaya, memintaku untuk menuntaskan hasratnya, walau memang benar tanpa bersetubuh. Setelah kejadian itu, semua berjalan seperti biasa. Pak Wijaya semakin sayang sama Pras, sering membelikan mainan dan pakaian yang lebih mahal. secara sembunyi-sembunyi dia juga sering memberiku uang jajan. Kerjaku semakin baik, Bu Wiajaya semakin sayang, namun di sisi lain aku jadi selalu terbayang-bayang Pak Wijaya. Jadi seperti berharap disuruh memijat lagi. Walau hati kecilku tetap menolaknya. Pengalaman pertama dengan Pak Wijaya benar-benar telah mengangkat kembali sensasi dan gairah seksualku yang sudah lama terkubur dalam-dalam. Semua kenangan pahit bersama Tedi, tergantikan dengan kenangan indah bersama Yusuf. Pak Wijaya memperlakukan aku sama seperti Yusuf. Sangat baik dan mesra,