***Maaf agak panjang Part-nya, soalnya tanggung.*** Deeer dreeee dreeee hape di kantong kemejaku bergetar saat aku baru saja mengantar Reni dan Pras masuk ke dalam kamar penginapan. Sudah beberapa kali benda pipihku bergetar, namun karena sedang memangku Pras, terpaksa diabaikan. Aku sudah menduga pasti dari Heri. Aku segera keluar kamar dan memeriksa hapeku. Terdapat ada beberapa pesan yang semuanya dari Heri. [Bro, gua tidur di rumah Kak Herman, lu kalau mau pulang, kunci belakang gua taro di bawah pot bunga antarium] [Jam berapa lu mau pulang, masih lama gak?] [Eh, lu mau pulang gak sih? Gua udah ngantuk nih, molor duluan] Dan masih banyak lagi chat Heri yang tidak terlalu penting. Dari sekian banyak chat ada yang seketika membuat mataku terbelalak, hingga berulang-ulang aku baca