15. Sikap Yang Aneh

1017 Kata

Rielle menempelkan kain hangat itu perlahan ke pipi Harven. Sentuhan hangat kain dan jemarinya membuat Harven seperti tersadar dari lamunannya. Ia sempat memalingkan wajah, hendak menjauh, namun Rielle sigap menarik tengkuknya kembali. “Diam,” ucapnya pelan, namun cukup tegas, lalu menempelkan lagi kain itu di pipinya. “Kalau ada botol kaca yang diisi air hangat, memarnya bisa lebih cepat hilang.” Nada suaranya terdengar fokus, penuh perhatian. Harven hanya menatapnya dari jarak sedekat itu. Wajah Rielle begitu dekat, nafasnya terasa di kulitnya. Ia tidak menjawab, hanya membiarkan wanita itu merawatnya. “Kamu bukan anak kecil, Harven. Begini saja harus ditahan sakitnya,” ucap Rielle lagi, kali ini nadanya lebih lembut. “Nanti siang kamu ada kelas, kan? Tidak mungkin kamu biarkan saja m

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN