102. Tingkah Yang Sudah Lama Menghilang

1087 Kata

"Ikut pulang sama Mas, ya." Suara Kanaka terdengar pelan, namun tegas. Tatapannya serius, seolah ia sedang memegang satu-satunya tali yang ia harap masih menghubungkan mereka sebagai keluarga. Teysya tersenyum, senyum kecil yang tampak lembut tapi penuh jarak. Ia menggeleng pelan. "Aku enggak mau bikin keributan, Mas. Aku sudah nyaman dengan hidup aku sekarang. Lagipula, ada Abang, Mbak, dan Mas di rumah. Itu sudah cukup menggantikan kebahagiaan untuk Papa dan Mama, tanpa aku juga kalian bahagia, kan?" Ia mengucapkannya dengan suara lembut, seolah kalimatnya ringan. Namun ada sesuatu di baliknya, sesuatu yang berusaha ia tutupi. Teysya adalah anak bungsu dari empat bersaudara. Abang dan Mbaknya adalah anak kembar, terpaut tujuh belas tahun darinya. Sementara Kanaka hanya dua tahun lebi

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN