103. Senyuman Yang Kembali

1037 Kata

Kanaka duduk di balik kemudi setelah pintu mobil tertutup rapat. Ruang kabin terasa sempit, padahal ukurannya cukup luas. Ia mengembuskan napas panjang, napas yang berat, seolah ada sesuatu yang menekan dadanya dari dalam. Adiknya sudah kembali. Ia sudah bertemu. Namun, bukan berarti semuanya baik-baik saja. Pertanyaan yang sama berputar-putar di kepalanya, Haruskah ia memberi tahu Papa dan Mama? Atau, membiarkan waktu mengendap dulu, agar tidak ada luka yang kembali menganga? Tangannya terulur, membuka aplikasi chat. Ia mengetik pelan, seakan setiap huruf memiliki beban. "Aku bertemu Adek." Pesan itu dikirim. Tidak ada penjelasan tambahan. Tidak ada detail, hanya kalimat itu, namun bagi orang yang menerimanya, kalimat itu sudah cukup untuk mengguncang isi rumah mereka. Kanaka menutup

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN