Jehan baru saja meletakkan kantong plastik berisi makanan di meja saat pintu kamar mandi terbuka. Teysya keluar dengan rambut yang masih sedikit lembap, beberapa helaian jatuh membingkai wajahnya. Ia mengenakan kaos dan celana training milik Jehan, sederhana, longgar, dan entah bagaimana terlihat sangat pas di tubuhnya. Seolah-olah tubuh itu pernah sangat familiar dengan pakaian ini. Seolah-olah ia pernah tinggal di sini. "Sudah datang makanannya?" tanyanya, suaranya terdengar ringan, tidak lagi setegang beberapa minggu terakhir. "Sudah." Jehan mengangkat plastik itu sedikit sebagai jawaban. "Biar aku pindahin ke piring. Kamu kalau mau mandi, mandi saja dulu." Nada bicara itu seperti dulu, pernah hangat, pernah menjadi hal paling biasa di dunia mereka.Jehan hanya mengangguk. "Oke." Ia

