Jegar tiba-tiba berlutut di lantai, gerakannya membuat semua orang terperanjat. “Bangun, Jegar! Kaki lo bisa kena pecahan,” seru Jingga panik, tangannya terulur hendak menarik tubuh pria itu. Namun Jegar hanya mengangkat wajahnya, menatap Jingga dengan sorot mata basah yang bergetar. “Aku minta maaf…” suaranya serak, penuh sesal. Jingga menghela napas panjang, hatinya tercekat melihat tatapan itu. “Ck! Iya, iya… gua maafin. Sekarang lo berdiri, cepet. Jangan sampai kaki lo luka,” desaknya, berusaha menariknya berdiri meski tangannya sendiri bergetar. Di sudut ruangan, Maraka hanya bersedekap sambil tersenyum miring. Dalam hati ia bergumam geli, "Sok-sokan menolak, tapi baru diusir gitu aja udah kalang kabut begini. Drama gratis." Harven muncul dari arah lain, membawa kotak P3K. Wajahn

