22. Pikirkan Baik-Baik

1118 Kata

Rielle menutup pintu kamar pelan, bersandar pada daun pintu sambil menarik napas panjang. Setelah merasa sedikit tenang, ia kembali berjalan ke arah tempat tidur. Sampai di dekat tempat tidur, ia meletakkan kruknya di dekat meja rias, lalu ia berjalan perlahan menuju ranjang. Tubuhnya terasa lemas, seakan semua energi tersedot hanya karena berada di tempat yang sama dengan Jehan. Ia duduk di tepi ranjang, menunduk. Jemarinya meremas sprei tanpa sadar, pikirannya penuh oleh wajah Harven, tatapan mata itu, rahang yang mengeras, dan suara tegasnya ketika menegur Jehan. “Kenapa aku merasa seperti ini?” gumamnya pelan. “Kenapa aku peduli sekali pada apa yang dia pikirkan?” Saat ini ia merasa gelisah yang membuatnya tidak nyaman. Ia tidak ingin Harven salah paham, tapi seharusnya ia tidak tak

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN