Senyum merekah Ghina diartikan sebagai pertanda pengibaran bendera perang. Terlebih wanita yang merupakan istri Ghibran itu dianggap perebut oleh Elya. Lantas dengan santainya Ghina menyapa Elya dan bertanya kabarnya? Gilaa! Nyali Ghina memang patut Elya acungi jempol. Bila saja di dalam ruangan ini tidak ada para lelaki. Sudah pasti tatanan rambut rapih Ghina berantakan di tangan Elya! Ingin rasanya menjambak rambut istri Ghibran sampai ke akar-akarnya. Tapi apa boleh buat? Elya masih harus menahan dirinya di depan sang suami dan Ghibran-nya. Elya pun tak ingin berlama-lama membisu. Ia menanggapi sapaan Ghina dengan luar biasa. “Sangat baik, Bu Ghina!" "Bu Ghina sendiri, bagaimana? Bahagia dengan pernikahan—” “Elya, sebaiknya kamu duduk dulu..” potong Dana yang sebenarnya ia hanya